Nyeri Kanker selalu Membayangi, Kegagalan Kemoterapi Melelahkan Fisik dan Mental
Pada Juli 2024, Ny. Lee Ying Nhor yang berusia 69 tahun awalnya menikmati masa pensiunnya dengan tenang di Pulau Borneo, Malaysia. Namun ketenangan itu mendadak hancur akibat kesulitan menelan, hilangnya nafsu makan, dan nyeri perut. Dalam hitungan bulan, ketidaknyamanan ringan berubah menjadi kondisi serius: berat badan turun drastis, tidak bisa makan dengan normal, kesulitan berbicara, dan nyeri perut yang terus-menerus membuatnya sulit tidur setiap malam.
Setelah diperiksa di rumah sakit setempat di Malaysia, Lee Ying Nhor didiagnosis menderita karsinoma sel skuamosa berdiferensiasi rendah pada bagian sambungan lambung dan kerongkongan, yang tergolong sebagai kanker lambung stadium akhir. Gambar CT menunjukkan adanya massa sekitar 5,4x3,5cm di area sambungan lambung dan kerongkongan serta di sekitar kardia. Selain itu, ditemukan penyebaran luas ke kelenjar getah bening di dalam rongga perut, yang menunjukkan bahwa ini adalah tumor saluran pencernaan yang sangat ganas.
Lee Ying Nhor
Demi mengejar kesempatan terbaik untuk pengobatan, Lee Ying Nhor mengikuti anjuran dokter dan menjalani dua kali kemoterapi sistemik di rumah sakit setempat. Namun, kemoterapi tidak hanya memberikan hasil yang sangat minim, tetapi juga menimbulkan efek samping yang lebih parah—nafsu makan hilang total, tidak bisa makan, bahkan tidak bisa berbicara dengan normal karena nyeri akibat kanker. "Ibu saya bahkan tidak bisa minum setetes air pun setelah kemoterapi. Tubuhnya sangat lemah, hanya bisa bertahan hidup melalui infus," kenang sang putri. "Dokter juga memberitahu saya bahwa jika kemoterapi dilanjutkan, itu justru bisa mempercepat penurunan kondisinya, dan ia tidak akan bertahan lebih dari satu tahun, atau bahkan beberapa bulan." Putrinya menyadari bahwa tubuh sang ibu sudah tidak mampu menanggung lebih banyak penderitaan.
Saat itu, Lee Ying Nhor telah menderita akibat penyakit ini selama setengah tahun. Fisik dan mentalnya hancur, berat badannya turun drastis hingga 13kg, dan seluruh keluarga seolah diselimuti dalam kegelapan... Di titik ini, mereka sangat membutuhkan arah baru.
Sebuah Seminar, Secercah Harapan di Tengah Kegelapan
Ketika seluruh keluarga hampir tenggelam dalam keputusasaan, pada awal September 2024, dr. Ma Xiaoying dari Modern Cancer Hospital Guangzhou mengadakan seminar edukatif di Malaysia, bertema “Pengobatan Minimal Invasif untuk Kanker Stadium Akhir”. Ini adalah sebuah seminar yang tampak biasa, namun memiliki makna yang luar biasa. Seminar ini mengubah nasib keluarga Lee Ying Nhor dan memberinya arah baru dalam perjuangan melawan kanker.
Dalam seminar tersebut, dr. Ma membagikan berbagai kisah nyata tentang pasien kanker stadium akhir yang memperoleh hasil pengobatan signifikan melalui pengobatan minimal invasif yang presisi. Ia memperkenalkan beragam teknologi pengobatan mutakhir, termasuk intervensi minimal invasif, terapi natural, dll. Putri Lee Ying Nhor mengenang, “Setelah mendengarkan seminar itu, saya baru tahu bahwa ternyata tanpa operasi besar atau kemoterapi dan radioterapi sistemik, masih ada pilihan pengobatan lain. Pasien bisa mendapatkan hasil yang baik dari pengobatan minimal invasif tanpa harus menanggung rasa sakit yang luar biasa.” Isi seminar itulah yang sangat menyentuh hati putri LeeYing Nhor.
Suasana di lokasi acara seminar pengobatan kanker
“Kami saat itu tidak terlalu memahami dunia medis di Tiongkok, semuanya terasa asing dan kami juga khawatir akan tertipu. Tapi setelah mendengarkan seminar, lalu mencari informasi lebih lanjut di internet, dan membaca banyak kisah nyata dari para pasien yang pernah berobat di sana, kami akhirnya memutuskan untuk membawa ibu ke Guangzhou, Tiongkok untuk mencobanya,” ujar sang putri.
Pada tanggal 20 September, dengan ditemani oleh putrinya, Lee Ying Nhor tiba di Modern Cancer Hospital Guangzhou. Dengan hati yang was-was namun penuh tekad, ia memulai babak baru dalam perjuangannya melawan kanker.
Minimal Invasif Presisi, Menaklukkan Tantangan, Tumor Menyusut 90%
Saat pertama kali masuk rumah sakit, kondisi vital Lee Ying Nhor sangat kritis: terbaring lama di tempat tidur dan tidak bisa makan menyebabkan malnutrisi berat, perdarahan intermiten pada saluran pencernaan, anemia parah dengan kadar hemoglobin hanya 51 g/L (padahal kadar normal wanita adalah 110-150 g/L). Selain itu, ia juga menderita hipertensi, diabetes tipe 2, hipertiroidisme, serta gagal jantung, sehingga tergolong pasien kanker usia lanjut dengan kondisi berat dan kompleks.
Menghadapi pasien kanker usia lanjut dengan kondisi berat seperti Lee Ying Nhor, tim MDT Modern Cancer Hospital Guangzhou segera menggelar diskusi bersama. Mereka merancang rencana pengobatan minimal invasif terintegrasi yang dipersonalisasi, dengan fokus pada “intervensi presisi + terapi natural” sebagai inti. Selain itu, tim medis juga secara ketat menangani penyakit penyerta dan memberikan dukungan nutrisi, memastikan bahwa proses pengobatan tidak hanya efektif, tetapi juga dapat ditoleransi oleh tubuh pasien.
Pengobatan Lee Ying Nhor dimulai pada 25 September 2024, dengan prosedur intervensi pertamanya sebagai langkah awal. Dalam dua hari pertama pascaoperasi, ia mengalami ketidaknyamanan ringan seperti hilangnya nafsu makan dan kelelahan. Namun, gejala tersebut cepat mereda. Secara bertahap, ia mulai bisa makan kembali dan bahkan mampu berbicara. Ia mengenang, “Setelah intervensi pertama memang cukup melelahkan, saya kehilangan nafsu makan. Tapi kondisi itu hanya berlangsung sekitar 2 sampai 3 hari. Setelah itu saya mulai membaik, bisa makan, dan juga bisa bicara.”
Intervensi
Dalam dua bulan berikutnya, Lee Ying Nhor menjalani total 3 kali terapi intervensi dan 4 kali terapi natural secara bertahap. Pertama, melalui terapi intervensi minimal invasif, obat anti-kanker dengan konsentrasi 2 hingga 92 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi konvensional disuntikkan secara presisi langsung ke area tumor, disertai dengan embolisasi arteri yang memasok darah ke tumor, guna mencapai tujuan menghancurkan tumor secara lokal; Selanjutnya, dikombinasikan dengan terapi natural yang membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan memperbaiki penyerapan nutrisi, pendekatan ganda ini bekerja secara sinergis. Selama seluruh proses pengobatan, tim medis rumah sakit secara ketat memantau tekanan darah, kadar gula darah, dan kondisi jantung Lee Ying Nhor untuk memastikan setiap langkah dilakukan secara presisi dan aman.
Setelah pemeriksaan ulang tiga bulan kemudian, hasil menunjukkan bahwa 80-90% tumor telah menghilang, dan penyebaran ke kelenjar getah bening di rongga perut mengecil secara signifikan. Dulu ia harus menerima transfusi darah karena anemia, namun sekarang kadar hemoglobinnya telah kembali ke tingkat yang aman, dan rasa sakitnya pun hilang sepenuhnya. "Sekarang saya bisa makan dan tidur seperti orang normal," kata Lee Ying Nhor dengan penuh semangat.
(Lesi metastasis luas ke kelenjar getah bening di rongga perut)
(Sebelum pengobatan VS Setelah pengobatan)
Dr. Ma menjelaskan: “Gejala ketidaknyamanannya telah sepenuhnya hilang. Ia sudah bisa turun dari tempat tidur dan berjalan, serta makan secara normal. Hasil CT scan ulang juga menunjukkan bahwa tumornya hampir sepenuhnya hilang, dan telah mencapai status remisi klinis total.”
Sang putri menambahkan dengan penuh rasa syukur: “Dr. Ma dan dr. Lin tidak hanya membantu kami dalam pengobatan, tapi juga berbagi cara bagaimana membantu pasien menyerap nutrisi dengan lebih baik. Mereka menekankan pentingnya asupan protein. Jika hanya mengandalkan cairan nutrisi, jantung ibu saya tidak akan kuat, apalagi saat itu beliau tidak bisa makan, pengobatan lanjutan pun jadi sulit dilakukan. Tapi setelah rangkaian pengobatan ini selesai, nafsu makannya perlahan mulai kembali. Begitu bisa makan, semuanya jadi lebih mudah.”
Lee Ying Nhor dan putrinya
Staf Medis yang Penuh Perhatian dan Profesional, Pengobatan di Negeri Asing Terasa Hangat
Selain perbaikan kondisi yang dihasilkan dari pengobatan itu sendiri, keluarga Lee Ying Nhor juga memberikan pujian tinggi terhadap pelayanan di Modern Cancer Hospital Guangzhou. Baik dalam perawatan sehari-hari maupun komunikasi lintas negara, sikap sabar, teliti, dan sopan dari para tenaga medis membuat mereka sangat tersentuh. Pelayanan yang menggabungkan profesionalisme dan kehangatan ini telah menjadi dukungan penting dalam perjuangan Lee Ying Nhor melawan kanker.
Lee Ying Nhor dan putrinya berfoto dengan staf medis
“Para perawat selalu mengingatkan saya untuk bangun perlahan dan berhati-hati. Setiap orang sangat perhatian,” ujar Lee Ying Nhor dengan senyum yang sudah lama tak terlihat di wajahnya. “Bahkan setelah kami kembali ke Malaysia, para dokter dan perawat tetap merespons dengan sangat cepat di grup WeChat, dan menjawab pertanyaan kami hanya dalam beberapa menit,” sang putri menambahkan.
Sang putri juga secara khusus mengenang pengalaman saat rumah sakit harus segera mengatur pasokan darah selama libur Hari Nasional: “Ibu saya sempat mengalami anemia berat dan membutuhkan transfusi darah darurat. Rumah sakit langsung bergerak malam itu juga untuk berkoordinasi dengan bank darah, tanpa ada sedikit pun penundaan.” Ketelitian dan efisiensi tim medis membuat mereka merasa sangat tenang meskipun menjalani pengobatan di negeri asing.
Berbagi Keyakinan dan Pengalaman, Memberi Semangat bagi Sesama Pejuang Kanker
Kini, dengan kondisinya yang membaik, Lee Ying Nhor tak hanya mendapatkan kembali kepercayaan diri dalam menjalani hidup, tetapi juga secara aktif merekomendasikan Modern Cancer Hospital Guangzhou kepada kerabat dan teman-temannya, serta menyemangati pasien kanker lainnya dengan pengalamannya sendiri.
“Saya pulang dan memberitahu keluarga serta teman-teman saya, jangan takut. Selama memilih rumah sakit dan dokter yang tepat, pasti ada harapan. Modern Cancer Hospital Guangzhou benar-benar luar biasa,” ujar Lee Ying Nhor dengan bangga.
Putrinya juga menambahkan: “Saya pernah bertemu dengan seorang pasien kanker stadium empat di rumah sakit. Saya mengatakan kepadanya untuk percaya pada dokter dan kooperatif dalam menjalani pengobatan. Selama tetap bertahan, selalu ada harapan, ibu saya adalah contoh terbaiknya.”
Menghadapi rasa sakit dan ketakutan di masa lalu, kini yang tersisa dalam hati ibu dan anak ini adalah ketenangan dan rasa syukur. Bersama-sama, mereka ingin menyampaikan pesan kepada para pasien kanker: “Harus sabar, tetap optimis, dan jangan patah semangat. Ketika hal itu terjadi, hadapilah dengan berani. Percayalah bahwa segala sesuatu yang baik akan terjadi.”
Lee Ying Nhor
Catatan Penutup
Dari kondisi putus asa dimana ia tidak bisa minum setetes air pun, hingga kembali ke kehidupan normal dimana ia bisa makan dan tidur dengan baik, kisah Lee Ying Nhor bukan hanya kemenangan teknologi medis, tetapi juga bukti nyata dari kerja sama erat antara tim medis dan pasien dalam menghadapi kesulitan. Seperti yang dikatakan oleh dr. Ma Xiaoying, pengobatan kanker stadium akhir penuh tantangan, namun harapan yang tak pernah padam akan selalu menerangi jalan ke depan.
Dr. Ma Xiaoying
Nyeri Kanker selalu Membayangi, Kegagalan Kemoterapi Melelahkan Fisik dan Mental
Pada Juli 2024, Ny. Lee Ying Nhor yang berusia 69 tahun awalnya menikmati masa pensiunnya dengan tenang di Pulau Borneo, Malaysia. Namun ketenangan itu mendadak hancur akibat kesulitan menelan, hilangnya nafsu makan, dan nyeri perut. Dalam hitungan bulan, ketidaknyamanan ringan berubah menjadi kondisi serius: berat badan turun drastis, tidak bisa makan dengan normal, kesulitan berbicara, dan nyeri perut yang terus-menerus membuatnya sulit tidur setiap malam.
Setelah diperiksa di rumah sakit setempat di Malaysia, Lee Ying Nhor didiagnosis menderita karsinoma sel skuamosa berdiferensiasi rendah pada bagian sambungan lambung dan kerongkongan, yang tergolong sebagai kanker lambung stadium akhir. Gambar CT menunjukkan adanya massa sekitar 5,4x3,5cm di area sambungan lambung dan kerongkongan serta di sekitar kardia. Selain itu, ditemukan penyebaran luas ke kelenjar getah bening di dalam rongga perut, yang menunjukkan bahwa ini adalah tumor saluran pencernaan yang sangat ganas.
Lee Ying Nhor
Demi mengejar kesempatan terbaik untuk pengobatan, Lee Ying Nhor mengikuti anjuran dokter dan menjalani dua kali kemoterapi sistemik di rumah sakit setempat. Namun, kemoterapi tidak hanya memberikan hasil yang sangat minim, tetapi juga menimbulkan efek samping yang lebih parah—nafsu makan hilang total, tidak bisa makan, bahkan tidak bisa berbicara dengan normal karena nyeri akibat kanker. "Ibu saya bahkan tidak bisa minum setetes air pun setelah kemoterapi. Tubuhnya sangat lemah, hanya bisa bertahan hidup melalui infus," kenang sang putri. "Dokter juga memberitahu saya bahwa jika kemoterapi dilanjutkan, itu justru bisa mempercepat penurunan kondisinya, dan ia tidak akan bertahan lebih dari satu tahun, atau bahkan beberapa bulan." Putrinya menyadari bahwa tubuh sang ibu sudah tidak mampu menanggung lebih banyak penderitaan.
Saat itu, Lee Ying Nhor telah menderita akibat penyakit ini selama setengah tahun. Fisik dan mentalnya hancur, berat badannya turun drastis hingga 13kg, dan seluruh keluarga seolah diselimuti dalam kegelapan... Di titik ini, mereka sangat membutuhkan arah baru.
Sebuah Seminar, Secercah Harapan di Tengah Kegelapan
Ketika seluruh keluarga hampir tenggelam dalam keputusasaan, pada awal September 2024, dr. Ma Xiaoying dari Modern Cancer Hospital Guangzhou mengadakan seminar edukatif di Malaysia, bertema “Pengobatan Minimal Invasif untuk Kanker Stadium Akhir”. Ini adalah sebuah seminar yang tampak biasa, namun memiliki makna yang luar biasa. Seminar ini mengubah nasib keluarga Lee Ying Nhor dan memberinya arah baru dalam perjuangan melawan kanker.
Dalam seminar tersebut, dr. Ma membagikan berbagai kisah nyata tentang pasien kanker stadium akhir yang memperoleh hasil pengobatan signifikan melalui pengobatan minimal invasif yang presisi. Ia memperkenalkan beragam teknologi pengobatan mutakhir, termasuk intervensi minimal invasif, terapi natural, dll. Putri Lee Ying Nhor mengenang, “Setelah mendengarkan seminar itu, saya baru tahu bahwa ternyata tanpa operasi besar atau kemoterapi dan radioterapi sistemik, masih ada pilihan pengobatan lain. Pasien bisa mendapatkan hasil yang baik dari pengobatan minimal invasif tanpa harus menanggung rasa sakit yang luar biasa.” Isi seminar itulah yang sangat menyentuh hati putri LeeYing Nhor.
Suasana di lokasi acara seminar pengobatan kanker
“Kami saat itu tidak terlalu memahami dunia medis di Tiongkok, semuanya terasa asing dan kami juga khawatir akan tertipu. Tapi setelah mendengarkan seminar, lalu mencari informasi lebih lanjut di internet, dan membaca banyak kisah nyata dari para pasien yang pernah berobat di sana, kami akhirnya memutuskan untuk membawa ibu ke Guangzhou, Tiongkok untuk mencobanya,” ujar sang putri.
Pada tanggal 20 September, dengan ditemani oleh putrinya, Lee Ying Nhor tiba di Modern Cancer Hospital Guangzhou. Dengan hati yang was-was namun penuh tekad, ia memulai babak baru dalam perjuangannya melawan kanker.
Minimal Invasif Presisi, Menaklukkan Tantangan, Tumor Menyusut 90%
Saat pertama kali masuk rumah sakit, kondisi vital Lee Ying Nhor sangat kritis: terbaring lama di tempat tidur dan tidak bisa makan menyebabkan malnutrisi berat, perdarahan intermiten pada saluran pencernaan, anemia parah dengan kadar hemoglobin hanya 51 g/L (padahal kadar normal wanita adalah 110-150 g/L). Selain itu, ia juga menderita hipertensi, diabetes tipe 2, hipertiroidisme, serta gagal jantung, sehingga tergolong pasien kanker usia lanjut dengan kondisi berat dan kompleks.
Menghadapi pasien kanker usia lanjut dengan kondisi berat seperti Lee Ying Nhor, tim MDT Modern Cancer Hospital Guangzhou segera menggelar diskusi bersama. Mereka merancang rencana pengobatan minimal invasif terintegrasi yang dipersonalisasi, dengan fokus pada “intervensi presisi + terapi natural” sebagai inti. Selain itu, tim medis juga secara ketat menangani penyakit penyerta dan memberikan dukungan nutrisi, memastikan bahwa proses pengobatan tidak hanya efektif, tetapi juga dapat ditoleransi oleh tubuh pasien.
Pengobatan Lee Ying Nhor dimulai pada 25 September 2024, dengan prosedur intervensi pertamanya sebagai langkah awal. Dalam dua hari pertama pascaoperasi, ia mengalami ketidaknyamanan ringan seperti hilangnya nafsu makan dan kelelahan. Namun, gejala tersebut cepat mereda. Secara bertahap, ia mulai bisa makan kembali dan bahkan mampu berbicara. Ia mengenang, “Setelah intervensi pertama memang cukup melelahkan, saya kehilangan nafsu makan. Tapi kondisi itu hanya berlangsung sekitar 2 sampai 3 hari. Setelah itu saya mulai membaik, bisa makan, dan juga bisa bicara.”
Intervensi
Dalam dua bulan berikutnya, Lee Ying Nhor menjalani total 3 kali terapi intervensi dan 4 kali terapi natural secara bertahap. Pertama, melalui terapi intervensi minimal invasif, obat anti-kanker dengan konsentrasi 2 hingga 92 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi konvensional disuntikkan secara presisi langsung ke area tumor, disertai dengan embolisasi arteri yang memasok darah ke tumor, guna mencapai tujuan menghancurkan tumor secara lokal; Selanjutnya, dikombinasikan dengan terapi natural yang membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan memperbaiki penyerapan nutrisi, pendekatan ganda ini bekerja secara sinergis. Selama seluruh proses pengobatan, tim medis rumah sakit secara ketat memantau tekanan darah, kadar gula darah, dan kondisi jantung Lee Ying Nhor untuk memastikan setiap langkah dilakukan secara presisi dan aman.
Setelah pemeriksaan ulang tiga bulan kemudian, hasil menunjukkan bahwa 80-90% tumor telah menghilang, dan penyebaran ke kelenjar getah bening di rongga perut mengecil secara signifikan. Dulu ia harus menerima transfusi darah karena anemia, namun sekarang kadar hemoglobinnya telah kembali ke tingkat yang aman, dan rasa sakitnya pun hilang sepenuhnya. "Sekarang saya bisa makan dan tidur seperti orang normal," kata Lee Ying Nhor dengan penuh semangat.
(Lesi metastasis luas ke kelenjar getah bening di rongga perut)
(Sebelum pengobatan VS Setelah pengobatan)
Dr. Ma menjelaskan: “Gejala ketidaknyamanannya telah sepenuhnya hilang. Ia sudah bisa turun dari tempat tidur dan berjalan, serta makan secara normal. Hasil CT scan ulang juga menunjukkan bahwa tumornya hampir sepenuhnya hilang, dan telah mencapai status remisi klinis total.”
Sang putri menambahkan dengan penuh rasa syukur: “Dr. Ma dan dr. Lin tidak hanya membantu kami dalam pengobatan, tapi juga berbagi cara bagaimana membantu pasien menyerap nutrisi dengan lebih baik. Mereka menekankan pentingnya asupan protein. Jika hanya mengandalkan cairan nutrisi, jantung ibu saya tidak akan kuat, apalagi saat itu beliau tidak bisa makan, pengobatan lanjutan pun jadi sulit dilakukan. Tapi setelah rangkaian pengobatan ini selesai, nafsu makannya perlahan mulai kembali. Begitu bisa makan, semuanya jadi lebih mudah.”
Lee Ying Nhor dan putrinya
Staf Medis yang Penuh Perhatian dan Profesional, Pengobatan di Negeri Asing Terasa Hangat
Selain perbaikan kondisi yang dihasilkan dari pengobatan itu sendiri, keluarga Lee Ying Nhor juga memberikan pujian tinggi terhadap pelayanan di Modern Cancer Hospital Guangzhou. Baik dalam perawatan sehari-hari maupun komunikasi lintas negara, sikap sabar, teliti, dan sopan dari para tenaga medis membuat mereka sangat tersentuh. Pelayanan yang menggabungkan profesionalisme dan kehangatan ini telah menjadi dukungan penting dalam perjuangan Lee Ying Nhor melawan kanker.
Lee Ying Nhor dan putrinya berfoto dengan staf medis
“Para perawat selalu mengingatkan saya untuk bangun perlahan dan berhati-hati. Setiap orang sangat perhatian,” ujar Lee Ying Nhor dengan senyum yang sudah lama tak terlihat di wajahnya. “Bahkan setelah kami kembali ke Malaysia, para dokter dan perawat tetap merespons dengan sangat cepat di grup WeChat, dan menjawab pertanyaan kami hanya dalam beberapa menit,” sang putri menambahkan.
Sang putri juga secara khusus mengenang pengalaman saat rumah sakit harus segera mengatur pasokan darah selama libur Hari Nasional: “Ibu saya sempat mengalami anemia berat dan membutuhkan transfusi darah darurat. Rumah sakit langsung bergerak malam itu juga untuk berkoordinasi dengan bank darah, tanpa ada sedikit pun penundaan.” Ketelitian dan efisiensi tim medis membuat mereka merasa sangat tenang meskipun menjalani pengobatan di negeri asing.
Berbagi Keyakinan dan Pengalaman, Memberi Semangat bagi Sesama Pejuang Kanker
Kini, dengan kondisinya yang membaik, Lee Ying Nhor tak hanya mendapatkan kembali kepercayaan diri dalam menjalani hidup, tetapi juga secara aktif merekomendasikan Modern Cancer Hospital Guangzhou kepada kerabat dan teman-temannya, serta menyemangati pasien kanker lainnya dengan pengalamannya sendiri.
“Saya pulang dan memberitahu keluarga serta teman-teman saya, jangan takut. Selama memilih rumah sakit dan dokter yang tepat, pasti ada harapan. Modern Cancer Hospital Guangzhou benar-benar luar biasa,” ujar Lee Ying Nhor dengan bangga.
Putrinya juga menambahkan: “Saya pernah bertemu dengan seorang pasien kanker stadium empat di rumah sakit. Saya mengatakan kepadanya untuk percaya pada dokter dan kooperatif dalam menjalani pengobatan. Selama tetap bertahan, selalu ada harapan, ibu saya adalah contoh terbaiknya.”
Menghadapi rasa sakit dan ketakutan di masa lalu, kini yang tersisa dalam hati ibu dan anak ini adalah ketenangan dan rasa syukur. Bersama-sama, mereka ingin menyampaikan pesan kepada para pasien kanker: “Harus sabar, tetap optimis, dan jangan patah semangat. Ketika hal itu terjadi, hadapilah dengan berani. Percayalah bahwa segala sesuatu yang baik akan terjadi.”
Lee Ying Nhor
Catatan Penutup
Dari kondisi putus asa dimana ia tidak bisa minum setetes air pun, hingga kembali ke kehidupan normal dimana ia bisa makan dan tidur dengan baik, kisah Lee Ying Nhor bukan hanya kemenangan teknologi medis, tetapi juga bukti nyata dari kerja sama erat antara tim medis dan pasien dalam menghadapi kesulitan. Seperti yang dikatakan oleh dr. Ma Xiaoying, pengobatan kanker stadium akhir penuh tantangan, namun harapan yang tak pernah padam akan selalu menerangi jalan ke depan.
Dr. Ma Xiaoying