Mereka berasal dari berbagai negara di seluruh dunia yang pernah mengalami penderitaan yang sama akibat kanker. Namun, kini, dengan pengobatan minimal invasif yang efektif dan layanan berkualitas tinggi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, mereka telah mendapatkan kembali kesehatannya dan menjadi penyintas kanker. Di sini, mereka berbagi pengalaman dan kehangatan anti kanker kepada semua orang.
“Sangat sedikit dokter lokal di Indonesia, dan jarang dapat bertemu mereka. Namun di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya dapat menemukan dokter 24jam, dan rumah sakit memberi saya pelayanan medis yang komprehensif, baik dari rancanga
Berkat Intervensi, setelah kanker Stadium 4, saya bisa melanjutkan hidup dengan baik
"Saya percaya, semua yang terjadi dalam hidup saya adalah atas seijin Tuhan. Dan jika Tuhan mengijinkan hal tersebut terjadi, artinya ada sesuatu yang bisa saya pelajari dari kejadian tersebut, sehingga bisa membuat saya menjadi pribadi yang lebih bai
Saya Juliana, seorang staf di Pusat Layanan Internasional Medan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Awalnya, saya bergabung dengan rumah sakit ini hanya untuk bekerja, tetapi seiring berjalannya waktu dan pengalaman, saya menemukan makna yang lebih penting di sini. Meskipun ada banyak tantangan dalam pekerjaan, namun dapat membantu pasien dan keluarga yang sedang menghadapi kesulitan untuk menemukan arah pengobatan yang tepat dan menyelamatkan nyawa membuat saya selalu percaya bahwa segala yang saya lakukan sangat berharga. Pengalaman perjuangan melawan kanker yang dijalani oleh Bapak Kornel Purba beserta istri adalah contohnya.
Setelah pengobatan pertama selesai, gejala batuk dan lainnya sedikit membaik; setelah pengobatan kedua selesai, saya tidak lagi terengah-engah saat berjalan atau menaiki tangga, dan saya juga mulai bisa tidur nyenyak hingga pagi; ketika saya kembali untuk pemeriksaan setelah pengobatan ketiga, gejala sesak napas, batuk, dan lainnya semua hilang, dan dr. Hu juga memberitahu saya bahwa berdasarkan CT, tumor di paru-paru kanan dan lesi metastasis di pleura saya telah mengecil secara signifikan!
Saya Kornel Purba, berasal dari Medan, Indonesia, berusia 41 tahun, dan seorang pegawai negeri. Pada tahun 2017, saya menemukan benjolan sebesar telapak tangan di leher saya, dan setelah mengonsumsi obat tradisional Tiongkok, tidak ada perubahan yang signifikan. Pada tahun 2018, benjolan tersebut semakin membesar, rasa sakit menyebar ke seluruh kepala, bahkan mengganggu tidur saya, yang membuat saya sangat menderita. Setelah menjalani pengobatan Minimal Invasif komprehensif, hanya dalam dua bulan, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tumor tersebut telah sepenuhnya "hilang". Saya berterima kasih kepada St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, yang telah membantu saya mendapatkan kembali "kesehatan", sehingga saya dapat melanjutkan tanggung jawab saya sebagai suami dan ayah, serta menjadi pilar yang kokoh bagi keluarga saya.
John Boris Mamora berasal dari Indonesia, didiagnosis kanker ginjal pada tahun 2011. Setelah divonis hidupnya hanya sisa 10 bulan, ia yang awalnya berhenti berobat, memilih berobat ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou berkat desakan ayahnya. Setelah mendapat serangkaian pengobatan komprehensif, ia berhasil keluar dari rumah sakit dan kini telah berhasil melawan kanker selama 14 tahun.
Đặng Thị Len, 55 Tahun, berasal dari Ho Chi Minh, Vietnam. Pada tahun 2018, ia didiagnosis menderita kanker saluran empedu, dan dokter setempat menyatakan kemungkinan keberhasilan pengobatan hampir nol. Namun, setelah menjalani pengobatan Intervensi, Penanaman Biji Partikel, dan Photodynamic Therapy di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tumornya menyusut secara signifikan. Hingga kini, ia telah berhasil melawan kanker selama lebih dari 6 tahun dan menikmati kehidupan yang bahagia serta sehat seperti orang biasa.
Đinh Trọng Nghĩa berusia 52 tahun asal Hanoi, Vietnam, didiagnosis dengan kanker ginjal stadium I di ginjal kanan pada tahun 2015. Ia menolak rencana pengobatan RS setempat untuk operasi pengangkatan ginjal dan setelah menjalani pengobatan yang menggabungkan Intervensi dan Terapi Natural di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tumor sepenuhnya dihilangkan. Hingga kini ia telah berhasil melawan kanker selama lebih dari 8 tahun.
Pasien kanker payudara asal Filipina, Leonisa Capinlac, menemukan benjolan di payudara kanan pada Maret 2022 dan menjalani operasi pengangkatan tumor pada bulan Mei. Pada Januari 2024, kanker kambuh dengan metastasis ke paru-paru. Leonisa menolak saran kemoterapi dari dokter dan memilih untuk datang sendiri ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk menjalani pengobatan Minimal Invasif. Setelah serangkaian pengobatan komprehensif, tumor yang menyebar ke paru-paru kehilangan aktivitasnya, dan Leonisa kini telah berhasil keluar dari RS.
Chan Khian Yap, pria berusia 35 tahun asal Malaysia, didiagnosis menderita kanker rektum pada tahun 2022. Ia menolak pengobatan berupa operasi pengangkatan tumor dan pemasangan stoma yang direkomendasikan oleh RS setempat. Berkat metode Intervensi dan Penanaman Biji Partikel di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tumornya berhasil hilang sepenuhnya, sehingga ia terbebas dari keharusan menggunakan stoma seumur hidup!
Di usia senja, dengan rambut pink yang mencolok, dia tetap bersinar terang meski berada di tengah kerumunan. Dialah Ibu Suneraat, perwakilan penyintas kanker tahun 2024 dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk wilayah Thailand. Kini usianya sudah 90 tahun, dia akan menyambut tahun keenam keberhasilannya dalam melawan kanker. Sebagai seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, dia dan putrinya didiagnosis kanker payudara secara berturut-turut. Dari mastektomi total, kekambuhan, hingga akhirnya berhasil melawan kanker, perjalanan hidupnya penuh liku namun penuh keteguhan. Di balik perjalanan tersebut, ada kisah yang sangat menyentuh. Mari kita dengarkan cerita lengkapnya.
Pada Juni 2016, saya mulai merasakan ketidaknyamanan pada payudara selama sekitar satu bulan, diikuti dengan ditemukannya darah yang keluar dari payudara saya. Sayangnya, hasil pemeriksaan mengonfirmasi bahwa saya menderita kanker payudara stadium IIB, yang sudah menyebar ke saluran susu. Saya dengan cepat memutuskan untuk menjalani pengobatan minimal invasif komprehensif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, yang tidak hanya menyelamatkan payudara saya, tetapi juga 'melenyapkan' tumor secara menyeluruh. Kini, saya telah bebas dari kanker selama 8 tahun dan tumor tidak pernah kambuh.
Issa Apriana Sanusi, yang berasal dari Indonesia, adalah seorang pasien karsinoma sel skuamosa. Pada 23 September 2024, dia datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk mencari pengobatan minimal invasif, didampingi oleh keluarganya. Setelah menjalani pengobatan intervensi pertama, kondisinya berhasil dikendalikan dengan baik, dan benjolan di leher kanan menyusut sekitar 60%.
Phang Fuk Chon, 49 tahun, berasal dari Kalimantan Barat, Indonesia. Pada Desember 2023, muncul gejala benjolan di leher dan batuk berdarah, dan didiagnosis menderita tumor ganas pada paru-paru kiri, disertai dengan metastasis ke kedua paru-paru dan beberapa bagian tubuh lainnya. Setelah menjalani pengobatan komprehensif Minimal Invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, benjolan di leher serta batuk berdarah pun menghilang.
Pasien kanker paru asal Vietnam, Vương Thị Hòa, mengalami kekambuhan setelah menjalani pengobatan di rumah sakit Singapura dan hanya memiliki waktu beberapa bulan lagi untuk hidup. Setelah menjalani dua kali pengobatan minimal invasif di rumah sakit kami, tumor berhasil menyusut sekitar 50%, dan saat ini kondisi tubuhnya stabil.
Swasti Sawitri Suyoto, 56 tahun, berasal dari Jakarta, Indonesia. Pada Desember 2023, didiagnosis menderita kanker payudara. Setelah menjalani pengobatan di Indonesia, terjadi kekambuhan disertai metastasis di beberapa bagian. Setelah menjalani pengobatan minimal invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, semua tumor di tubuh telah menghilang, dan kualitas hidup baik.
Michael Sanjaya Irawan, 27 tahun, berasal dari Surabaya, Indonesia. Pada tahun 2018, ia didiagnosis limfoma stadium IV. Setelah menolak kemoterapi di rumah sakit setempat, ia menjalani pengobatan intervensi di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, dan semua tumor di tubuhnya hilang. Hingga kini, ia telah berhasil melawan kanker lebih dari 6 tahun.
Yerri Rushariani, 69 tahun, berasal dari Surabaya, Indonesia. Pada pemeriksaan kesehatan tahun 2011, ditemukan kanker paru stadium akhir dengan ukuran sekitar 7cm. Setelah menjalani pengobatan minimal invasif yang komprehensif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tumor di paru-paru dan tumor metastasisnya telah menghilang. Saat ini, ia telah hidup bahagia selama 13 tahun dengan kualitas hidup yang baik.
Phương Linh Nhi yang berasal dari Vietnam, didiagnosis kanker paru pada Juni 2021. Setelah menjalani operasi di rumah sakit lokal, penyakitnya kambuh. Pada April 2024, dia datang ke rumah sakit kami untuk menjalani pengobatan minimal invasif. Dengan kombinasi Terapi Natural + Intervensi, tumor di paru-parunya menyusut sekitar 60%. Sekarang, dia telah meninggalkan kursi roda dan dapat berjalan normal, serta mengalami peningkatan kualitas hidup yang signifikan.
Mayette adalah seorang pasien kanker payudara asal Filipina. Pada tahun 2013, ia pertama kali menemukan benjolan di payudara kirinya. Ia kemudian didiagnosis menderita kanker payudara stadium II. Setelah sekitar 2 tahun menjalani pengobatan, kondisinya membaik. Mayette mengalami kekambuhan pada tahun 2023, muncul ulserasi di payudara kiri yang terus membesar, kemudian berkembang menjadi benjolan besar yang hampir mencapai 7cm. Kondisi yang semakin memburuk memaksa Mayette dan keluarganya harus mempertimbangkan dengan cermat pengobatan yang tepat.
Mochamad Sadikin yang berusia 68 tahun, berasal dari Jakarta, Indonesia. Pada tahun 2023, ia didiagnosis menderita kanker paru stadium IV akibat gejala batuk berkepanjangan dan kesulitan bernapas. Setelah menjalani pengobatan minimal invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, gejala batuknya telah membaik, tumor di paru-parunya telah menghilang, dan kualitas hidupnya baik.
Ibu Mutiara Tjandra adalah seorang pasien kanker tiroid asal Indonesia. Sejak tahun 2010, ia mulai mengalami gejala pembesaran tiroid di leher, dan selama 10 tahun berikutnya, ia menjalani tiga kali operasi pengangkatan. Pada tahun 2021, penyakitnya kambuh kembali, dan pada tahun 2024 kondisinya memburuk. Karena tidak bisa mendapatkan pengobatan di RS setempat, Ibu Mutiara datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk mencari pengobatan. Setelah menjalani dua sesi pengobatan Brachytherapy, lesi kanker Ibu Mutiara menyusut secara signifikan, dan kondisinya membaik.
Apakah kanker ovarium bisa disembuhkan? Dari merasa ragu hingga merasa yakin. Pada Januari 2019, saya didiagnosis kanker ovarium stadium IV, disertai metastasis di beberapa area dan asites. Dari 2019 hingga sekarang, saya telah berhasil melawan kanker. Selama lebih dari 5 tahun ini, bukan hanya kanker ovarium saya yang tidak kambuh, tetapi saya juga berhasil menjaga kualitas hidup yang tinggi.
Mereka berasal dari berbagai negara di seluruh dunia yang pernah mengalami penderitaan yang sama akibat kanker. Namun, kini, dengan pengobatan minimal invasif yang efektif dan layanan berkualitas tinggi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, mereka telah mendapatkan kembali kesehatannya dan menjadi penyintas kanker. Di sini, mereka berbagi pengalaman dan kehangatan anti kanker kepada semua orang.
Berkat Intervensi, setelah kanker Stadium 4, saya bisa melanjutkan hidup dengan baik
"Saya percaya, semua yang terjadi dalam hidup saya adalah atas seijin Tuhan. Dan jika Tuhan mengijinkan hal tersebut terjadi, artinya ada sesuatu yang bisa saya pelajari dari kejadian tersebut, sehingga bisa membuat saya menjadi pribadi yang lebih bai
“Sangat sedikit dokter lokal di Indonesia, dan jarang dapat bertemu mereka. Namun di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya dapat menemukan dokter 24jam, dan rumah sakit memberi saya pelayanan medis yang komprehensif, baik dari rancanga
Saya Juliana, seorang staf di Pusat Layanan Internasional Medan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Awalnya, saya bergabung dengan rumah sakit ini hanya untuk bekerja, tetapi seiring berjalannya waktu dan pengalaman, saya menemukan makna yang lebih penting di sini. Meskipun ada banyak tantangan dalam pekerjaan, namun dapat membantu pasien dan keluarga yang sedang menghadapi kesulitan untuk menemukan arah pengobatan yang tepat dan menyelamatkan nyawa membuat saya selalu percaya bahwa segala yang saya lakukan sangat berharga. Pengalaman perjuangan melawan kanker yang dijalani oleh Bapak Kornel Purba beserta istri adalah contohnya.
1.Kanker menjadi “hadiah pertama”pemuda 18 tahunyang baru menginjak usia dewasa “Saat sedang lari dan olahraga tahun 2016, saya mulai merasakan nyeri di tungkai bawah, kemudian menjalar ke punggung, jadi saya ke rumah sakit di Indonesia untuk pe
“Sangat sedikit dokter lokal di Indonesia, dan jarang dapat bertemu mereka. Namun di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya dapat menemukan dokter 24jam, dan rumah sakit memberi saya pelayanan medis yang komprehensif, baik dari rancanga
Edoharidwi Doko berasal dari Surabaya, Indonesia, didiagnosis dengan kanker serviks stadium IIIB pada tahun 2022, setelah ia menjalani radioterapi dan kemoterapi, kankernya kembali kambuh dan menyebar ke rongga perut. Melalui pengobatan Minimal Invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, gejala-gejala tidak nyaman pada tubuhnya telah membaik, bahkan tumor di rongga perut telah menghilang, dan kualitas hidupnya menjadi baik.
Mei 2023, pasien kanker serviks stadium III, Widji Sulistijowati, 1 bulan setelah operasi mengalami kekambuhan dan datang ke rumah sakit kami (St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou) untuk mencari metode pengobatan yang lebih baik, berharap dap
"Saya percaya, semua yang terjadi dalam hidup saya adalah atas seijin Tuhan. Dan jika Tuhan mengijinkan hal tersebut terjadi, artinya ada sesuatu yang bisa saya pelajari dari kejadian tersebut, sehingga bisa membuat saya menjadi pribadi yang lebih bai
Đặng Thị Len, 55 Tahun, berasal dari Ho Chi Minh, Vietnam. Pada tahun 2018, ia didiagnosis menderita kanker saluran empedu, dan dokter setempat menyatakan kemungkinan keberhasilan pengobatan hampir nol. Namun, setelah menjalani pengobatan Intervensi, Penanaman Biji Partikel, dan Photodynamic Therapy di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tumornya menyusut secara signifikan. Hingga kini, ia telah berhasil melawan kanker selama lebih dari 6 tahun dan menikmati kehidupan yang bahagia serta sehat seperti orang biasa.
Pasien kanker payudara asal Filipina, Leonisa Capinlac, menemukan benjolan di payudara kanan pada Maret 2022 dan menjalani operasi pengangkatan tumor pada bulan Mei. Pada Januari 2024, kanker kambuh dengan metastasis ke paru-paru. Leonisa menolak saran kemoterapi dari dokter dan memilih untuk datang sendiri ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk menjalani pengobatan Minimal Invasif. Setelah serangkaian pengobatan komprehensif, tumor yang menyebar ke paru-paru kehilangan aktivitasnya, dan Leonisa kini telah berhasil keluar dari RS.
Di usia senja, dengan rambut pink yang mencolok, dia tetap bersinar terang meski berada di tengah kerumunan. Dialah Ibu Suneraat, perwakilan penyintas kanker tahun 2024 dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk wilayah Thailand. Kini usianya sudah 90 tahun, dia akan menyambut tahun keenam keberhasilannya dalam melawan kanker. Sebagai seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, dia dan putrinya didiagnosis kanker payudara secara berturut-turut. Dari mastektomi total, kekambuhan, hingga akhirnya berhasil melawan kanker, perjalanan hidupnya penuh liku namun penuh keteguhan. Di balik perjalanan tersebut, ada kisah yang sangat menyentuh. Mari kita dengarkan cerita lengkapnya.
Pada Juni 2016, saya mulai merasakan ketidaknyamanan pada payudara selama sekitar satu bulan, diikuti dengan ditemukannya darah yang keluar dari payudara saya. Sayangnya, hasil pemeriksaan mengonfirmasi bahwa saya menderita kanker payudara stadium IIB, yang sudah menyebar ke saluran susu. Saya dengan cepat memutuskan untuk menjalani pengobatan minimal invasif komprehensif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, yang tidak hanya menyelamatkan payudara saya, tetapi juga 'melenyapkan' tumor secara menyeluruh. Kini, saya telah bebas dari kanker selama 8 tahun dan tumor tidak pernah kambuh.
Swasti Sawitri Suyoto, 56 tahun, berasal dari Jakarta, Indonesia. Pada Desember 2023, didiagnosis menderita kanker payudara. Setelah menjalani pengobatan di Indonesia, terjadi kekambuhan disertai metastasis di beberapa bagian. Setelah menjalani pengobatan minimal invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, semua tumor di tubuh telah menghilang, dan kualitas hidup baik.
Pada tanggal 15 November 2023, rumah sakit kami mengadakan acara reuni penyintas kanker di Basis Pelatihan Pengobatan Onkologi Terintegrasi “Belt and Road”. Acara tersebut mengundang 9 penyintas kanker internasional dari berbagai negara untuk berb
Didiagnosis kanker payudara stadium II, saya memilih pengobatan Minimal Invasif Nama saya Indahwati Iwan dari Surabaya, Indonesia. Sejak tahun 2011 hingga 2023, saya telah berhasil melawan kanker selama 12 tahun. Dariyang awalnya panik dan cemas saat
Phang Fuk Chon, 49 tahun, berasal dari Kalimantan Barat, Indonesia. Pada Desember 2023, muncul gejala benjolan di leher dan batuk berdarah, dan didiagnosis menderita tumor ganas pada paru-paru kiri, disertai dengan metastasis ke kedua paru-paru dan beberapa bagian tubuh lainnya. Setelah menjalani pengobatan komprehensif Minimal Invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, benjolan di leher serta batuk berdarah pun menghilang.
"Beberapa hari setelah Brachytherapy, tumor di pipi kanan saya mengecil secara signifikan. Saya sangat terkejut dengan efeknya dan sangat puas dengan pengobatan ini!" Begitu memasuki kamar Bibi Liu, dia tidak sabar untuk berbagi kisah pengobatannya. S
Saya Winda Fitrianah Muchlis dari Jakarta, Indonesia, berusia 45 tahun. Dengan wajah saya yang berseri-seri seperti sekarang, dapatkan Anda bayangkan saya adalah pasien yang pernah didiagnosis kanker ovarium stadium IV? Operasi pengangkatan menyebabka
Issa Apriana Sanusi, yang berasal dari Indonesia, adalah seorang pasien karsinoma sel skuamosa. Pada 23 September 2024, dia datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk mencari pengobatan minimal invasif, didampingi oleh keluarganya. Setelah menjalani pengobatan intervensi pertama, kondisinya berhasil dikendalikan dengan baik, dan benjolan di leher kanan menyusut sekitar 60%.
Nguyen Thanh Tung berasal dari Hanoi, Vietnam. Ketika ia tampil di acara reuni penyintas kanker 2023 yang diadakan di rumah sakit kami, tidak ada yang tahu bahwa pria dengan wajah tegas dan tubuh ramping ini sudah berusia 66 tahun. Mengenakan setelan
“Dokter setempat tidak akan banyak menjelaskan mengenai pengobatan kepada kami. Mereka biasanya datang dan pergi terburu-buru. Tapi dokter di sini akan selalu peduli dengan pasien dan menjelaskan hal-hal terkait pengobatan sampai pasien dan keluarga
Kondisi pasien “sehat seperti biasa”, bisa melanjutkan pekerjaan yang disukainya, dapat kembali menikmati olahraga golf yang digemarinya, dan terus menulis kisah hidupnya sendiri.
Pada tanggal 15 November 2023, pada Acara Reuni Penyintas Kanker di Basis Pelatihan Pengobatan Onkologi Terintegrasi “Belt and Road” yang diadakan oleh rumah sakit kami, Biksu Vo Van Hoa, seorang penyintas kanker dari Vietnam yang menderita kanker