Yip Woon Thing, berasal dari Malaysia, seorang pasien kanker payudara stadium IV. Setelah didiagnosis pada awal tahun 2025, tumornya membesar hingga mengalami ulserasi, sementara pengobatan di RS setempat tidak menunjukkan hasil. Pada akhir Maret, ia datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk menjalani pengobatan Minimal Invasif yang terintegrasi. Dua bulan kemudian, kondisinya membaik dan tumornya terus menyusut.
Dari Benjolan Payudara hingga Kanker Stadium Lanjut
Bertahun-tahun yang lalu, Yip Woon Thing sudah menemukan adanya benjolan di payudara kirinya, disertai rasa nyeri dan tidak nyaman yang muncul seiring siklus menstruasi. Namun, seperti sikap kebanyakan orang terhadap penyakit: masalah kecil yang tidak mengganggu kehidupan sehari-hari tidak dianggap sebagai masalah. Karena itu, ia pun tidak memberikan perhatian serius pada kesehatannya sendiri.
Pada Desember 2024, benjolan di payudara kiri Yip Woon Thing semakin membesar, disertai gejala bengkak, nyeri, dan ketidaknyamanan yang sulit mereda. Pada Januari 2025, ia menjalani biopsi dengan jarum halus di rumah sakit setempat, hasilnya menunjukkan: karsinoma duktal invasif pada payudara kiri. Pemeriksaan CT selanjutnya menunjukkan : Benjolan pada payudara kiri (6×8×9cm) dengan metastasis ke hati, pembesaran rahim, dengan mioma subserosa pada dinding posterior dan dasar (10×10cm), massa jaringan lunak di endometrium (3×3×5cm) yang dipertimbangkan sebagai mioma uteri atau tumor endometrium. Dalam kondisi tersebut, berdasarkan saran dokter setempat, pada 20 Januari 2025 ia menjalani operasi pengangkatan rahim total. Setelah operasi, ia harus menunggu 3–4 minggu sebelum bisa menjalani pengobatan yang ditujukan untuk payudaranya.
Februari 2025, Yip Woon Thing mulai mengonsumsi obat oral untuk pengobatan tumornya. Namun hasilnya tidak baik. Setelah tiga minggu minum obat, ia merasakan tumornya semakin membesar, disertai luka terbuka dan perdarahan, serta invasi ke kulit sekitar yang tampak merah, bengkak, dan mengeras. Setelah memeriksa tumornya, dokter segera mengganti obat. Namun, setelah satu bulan mengonsumsi obat, tumornya tetap terus membesar dan bernanah, tanpa ada perbaikan kondisi sams sekali. Yip Woon Thing mengaku, melihat sendiri kondisi tumor dan luka pada payudaranya membuat ia merasa ketakutan. Melihat pengobatannya tidak membuahkan hasil, ia menjadi sangat cemas dan bertanya kepada dokter apa yang harus dilakukan. Namun dokter mengatakan bahwa karena penyakitnya sudah berkembang ke stadium IV dan disertai metastasis hati, satu-satunya yang bisa dilakukan hanyalah melihat situasinya dari waktu ke waktu. Jawaban itu membuat ia takut. Yip Woon Thing berkata dengan jujur : “Ini pertama kali saya sakit, dan saya sudah menyerahkan hidup saya kepada dokter, tetapi saya justru diperlakukan seperti itu. Saat itu, saya hanya bisa diam memandanginya, tidak tahu bagaimana harus menghadapi semua ini.”
Saat pertama kali datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou
Tidak ingin terus terombang-ambing dalam ketidakpastian pengobatan kanker yang tak terlihat hasilnya, Yip Woon Thing mulai mencari metode pengobatan lain di luar. Secara kebetulan, ia melihat informasi mengenai Modern Cancer Hospital Guangzhou di media sosial. Dari Malaka, ia kemudian berangkat menuju Pusat Layanan Internasional Kuala Lumpur untuk berkonsultasi dengan dr. Hu Ying. Analisis mendetail yang diberikan dr.Hu mengenai kondisi penyakit, rencana pengobatan, serta harapan kesembuhan, membuat Yip Woon Thing akhirnya memutuskan untuk datang langsung ke Modern Cancer Hospital Guangzhou.
Teknologi Minimal Invasif Menciptakan Keajaiban Pengobatan
31 Maret 2025, Yip Woon Thing tiba di Guangzhou. Saat itu, pada payudara kirinya tampak tumor besar berukuran sekitar 12×15cm, dengan luka terbuka yang mengeluarkan darah dan cairan. Kulit di sekitarnya juga menunjukkan tanda-tanda invasi tumor. Karena adanya metastasis ke kelenjar getah bening ketiak, ia bahkan merasa sakit setiap kali mengangkat tangan. 1 April, berdasarkan hasil CT scan, dr. Dai Wenyan memberikan instruksi : Tumor di payudara kiri pasien sangat besar, pertumbuhannya cepat, ditambah dengan riwayat penggunaan obat sebelumnya serta kecepatan pertumbuhan tumor, dapat dilakukan terlebih dahulu kemoterapi intra-arteri embolisasi intevensi untuk mengendalikan pertumbuhan tumor. Mengingat adanya gangguan fungsi hati dan metastasis ke hati, maka diperlukan penanganan cepat untuk menjaga fungsi hati.
5 April, Yip Woon Thing menjalani prosedur kemoterapi intra-arteri embolisasi intervensi. Ia mengatakan, sebelumnya ia mengira terapi Intervensi adalah operasi besar, namun ternyata prosedurnya hanya menggunakan anestesi lokal, ia tetap sadar sepenuhnya sepanjang proses, waktunya pun tidak lama, dan semuanya selesai dengan mudah. Yip Woon Thing menuturkan bahwa selama 18 hari pertama dirawat di RS, kondisi tubuhnya membaik secara signifikan. Efek Intervensi Minimal Invasif sangat jelas : pembengkakan, nyeri, dan luka berdarah pada payudara kiri berkurang drastis; kemerahan serta pengerasan kulit hilang; bahkan dua kelenjar getah bening yang membesar di ketiak kembali normal.
Setelah tindakan Intervensi pertama
13 Mei, Yip Woon Thing kembali ke RS untuk kontrol. Hasil dari siklus pengobatan pertama menunjukkan perbaikan yang signifikan : Di sisi luar puting payudara kirinya tampak keropeng hitam berukuran sekitar 2×3cm dengan sedikit cairan di area tersebut, tanpa perdarahan. Benjolan di payudara kiri juga menyusut secara nyata, dan ukuran kedua payudara kini hampir sama.
5 Mei, Yip Woon Thing menjalani prosedur embolisasi intervensi untuk kedua kalinya, serta menerima Imunoterapi yang disesuaikan dengan kondisi penyakitnya.
6 Juni, ia kembali dirawat untuk ketiga kalinya. Hasil CT pada 7 Juni menunjukkan bahwa selain tumor di payudara kiri yang semakin mengecil, lesi metastasis lainnya juga lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Sesuai dengan rencana pengobatan, kali ini Yip Woon Thing kembali menerima kemoterapi intra-arteri embolisasi intervensi serta Imunoterapi.
Perbandingan sebelum dan sesudah pengobatan tumor payudara
Perbandingan sebelum dan sesudah pengobatan tumor metastasis hati
Dukungan Ganda dari Teknologi dan Sikap Mental dalam Melawan Kanker
Perjalanan pengobatan selama periode ini membuat Yip Woon Thing tidak bisa menahan rasa harunya : “Tidak menyangka teknologi medis di Tiongkok berkembang begitu pesat dan luar biasa. Pengobatan dengan teknologi Minimal Invasif sangat tepat sasaran, dan memiliki efek samping yang minim terhadap tubuh. Pengalaman pengobatan kali ini membuat saya merasa seratus kali lebih baik dibandingkan pengobatan saya sebelumnya. Di Malaysia, baik dari pengalaman pribadi maupun cerita sesama pasien, pengobatan umumnya hanya berupa kemoterapi, sama sekali tidak seperti di Modern Cancer Hospital Guangzhou, dimana dokter memberi saya rencana pengobatan yang lengkap serta perkiraan hasil pengobatan. Bahkan ketika saya sudah pulang ke rumah, dokter di RS tetap memantau penggunaan obat dan memahami kondisi tubuh saya melalui komunikasi daring.”
Meskipun penyakitnya sudah tergolong serius, Yip Woon Thing tetap mempertahankan sikap positif dan optimis. Ketika keluarganya mengetahui kondisinya, justru ia yang menenangkan mereka agar tidak larut dalam kesedihan, melainkan aktif mencari pengobatan. Ia berkata : “Datang berobat ke Modern Cancer Hospital Guangzhou membuat saya sangat puas. Saat pulang ke rumah, saya bahkan merekomendasikan RS ini kepada teman-teman saya. Saat ini, satu-satunya hal yang mengganggu adalah keterbatasan biaya, khawatir tidak bisa melanjutkan pengobatan. Untungnya ada lembaga setempat yang memberi saya bantuan, dan saya sangat berterima kasih. Hanya saja, biaya pengobatan berikutnya tetap menjadi tantangan yang harus diatasi. Namun bagaimanapun juga, saya sendiri harus memiliki sikap yang positif terlebih dahulu. Kalau sudah sakit, harus menjalani pengobatan dengan baik, barulah ada kesempatan untuk sembuh.”
Yip Woon Thing, berasal dari Malaysia, seorang pasien kanker payudara stadium IV. Setelah didiagnosis pada awal tahun 2025, tumornya membesar hingga mengalami ulserasi, sementara pengobatan di RS setempat tidak menunjukkan hasil. Pada akhir Maret, ia datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk menjalani pengobatan Minimal Invasif yang terintegrasi. Dua bulan kemudian, kondisinya membaik dan tumornya terus menyusut.
Dari Benjolan Payudara hingga Kanker Stadium Lanjut
Bertahun-tahun yang lalu, Yip Woon Thing sudah menemukan adanya benjolan di payudara kirinya, disertai rasa nyeri dan tidak nyaman yang muncul seiring siklus menstruasi. Namun, seperti sikap kebanyakan orang terhadap penyakit: masalah kecil yang tidak mengganggu kehidupan sehari-hari tidak dianggap sebagai masalah. Karena itu, ia pun tidak memberikan perhatian serius pada kesehatannya sendiri.
Pada Desember 2024, benjolan di payudara kiri Yip Woon Thing semakin membesar, disertai gejala bengkak, nyeri, dan ketidaknyamanan yang sulit mereda. Pada Januari 2025, ia menjalani biopsi dengan jarum halus di rumah sakit setempat, hasilnya menunjukkan: karsinoma duktal invasif pada payudara kiri. Pemeriksaan CT selanjutnya menunjukkan : Benjolan pada payudara kiri (6×8×9cm) dengan metastasis ke hati, pembesaran rahim, dengan mioma subserosa pada dinding posterior dan dasar (10×10cm), massa jaringan lunak di endometrium (3×3×5cm) yang dipertimbangkan sebagai mioma uteri atau tumor endometrium. Dalam kondisi tersebut, berdasarkan saran dokter setempat, pada 20 Januari 2025 ia menjalani operasi pengangkatan rahim total. Setelah operasi, ia harus menunggu 3–4 minggu sebelum bisa menjalani pengobatan yang ditujukan untuk payudaranya.
Februari 2025, Yip Woon Thing mulai mengonsumsi obat oral untuk pengobatan tumornya. Namun hasilnya tidak baik. Setelah tiga minggu minum obat, ia merasakan tumornya semakin membesar, disertai luka terbuka dan perdarahan, serta invasi ke kulit sekitar yang tampak merah, bengkak, dan mengeras. Setelah memeriksa tumornya, dokter segera mengganti obat. Namun, setelah satu bulan mengonsumsi obat, tumornya tetap terus membesar dan bernanah, tanpa ada perbaikan kondisi sams sekali. Yip Woon Thing mengaku, melihat sendiri kondisi tumor dan luka pada payudaranya membuat ia merasa ketakutan. Melihat pengobatannya tidak membuahkan hasil, ia menjadi sangat cemas dan bertanya kepada dokter apa yang harus dilakukan. Namun dokter mengatakan bahwa karena penyakitnya sudah berkembang ke stadium IV dan disertai metastasis hati, satu-satunya yang bisa dilakukan hanyalah melihat situasinya dari waktu ke waktu. Jawaban itu membuat ia takut. Yip Woon Thing berkata dengan jujur : “Ini pertama kali saya sakit, dan saya sudah menyerahkan hidup saya kepada dokter, tetapi saya justru diperlakukan seperti itu. Saat itu, saya hanya bisa diam memandanginya, tidak tahu bagaimana harus menghadapi semua ini.”
Saat pertama kali datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou
Tidak ingin terus terombang-ambing dalam ketidakpastian pengobatan kanker yang tak terlihat hasilnya, Yip Woon Thing mulai mencari metode pengobatan lain di luar. Secara kebetulan, ia melihat informasi mengenai Modern Cancer Hospital Guangzhou di media sosial. Dari Malaka, ia kemudian berangkat menuju Pusat Layanan Internasional Kuala Lumpur untuk berkonsultasi dengan dr. Hu Ying. Analisis mendetail yang diberikan dr.Hu mengenai kondisi penyakit, rencana pengobatan, serta harapan kesembuhan, membuat Yip Woon Thing akhirnya memutuskan untuk datang langsung ke Modern Cancer Hospital Guangzhou.
Teknologi Minimal Invasif Menciptakan Keajaiban Pengobatan
31 Maret 2025, Yip Woon Thing tiba di Guangzhou. Saat itu, pada payudara kirinya tampak tumor besar berukuran sekitar 12×15cm, dengan luka terbuka yang mengeluarkan darah dan cairan. Kulit di sekitarnya juga menunjukkan tanda-tanda invasi tumor. Karena adanya metastasis ke kelenjar getah bening ketiak, ia bahkan merasa sakit setiap kali mengangkat tangan. 1 April, berdasarkan hasil CT scan, dr. Dai Wenyan memberikan instruksi : Tumor di payudara kiri pasien sangat besar, pertumbuhannya cepat, ditambah dengan riwayat penggunaan obat sebelumnya serta kecepatan pertumbuhan tumor, dapat dilakukan terlebih dahulu kemoterapi intra-arteri embolisasi intevensi untuk mengendalikan pertumbuhan tumor. Mengingat adanya gangguan fungsi hati dan metastasis ke hati, maka diperlukan penanganan cepat untuk menjaga fungsi hati.
5 April, Yip Woon Thing menjalani prosedur kemoterapi intra-arteri embolisasi intervensi. Ia mengatakan, sebelumnya ia mengira terapi Intervensi adalah operasi besar, namun ternyata prosedurnya hanya menggunakan anestesi lokal, ia tetap sadar sepenuhnya sepanjang proses, waktunya pun tidak lama, dan semuanya selesai dengan mudah. Yip Woon Thing menuturkan bahwa selama 18 hari pertama dirawat di RS, kondisi tubuhnya membaik secara signifikan. Efek Intervensi Minimal Invasif sangat jelas : pembengkakan, nyeri, dan luka berdarah pada payudara kiri berkurang drastis; kemerahan serta pengerasan kulit hilang; bahkan dua kelenjar getah bening yang membesar di ketiak kembali normal.
Setelah tindakan Intervensi pertama
13 Mei, Yip Woon Thing kembali ke RS untuk kontrol. Hasil dari siklus pengobatan pertama menunjukkan perbaikan yang signifikan : Di sisi luar puting payudara kirinya tampak keropeng hitam berukuran sekitar 2×3cm dengan sedikit cairan di area tersebut, tanpa perdarahan. Benjolan di payudara kiri juga menyusut secara nyata, dan ukuran kedua payudara kini hampir sama.
5 Mei, Yip Woon Thing menjalani prosedur embolisasi intervensi untuk kedua kalinya, serta menerima Imunoterapi yang disesuaikan dengan kondisi penyakitnya.
6 Juni, ia kembali dirawat untuk ketiga kalinya. Hasil CT pada 7 Juni menunjukkan bahwa selain tumor di payudara kiri yang semakin mengecil, lesi metastasis lainnya juga lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Sesuai dengan rencana pengobatan, kali ini Yip Woon Thing kembali menerima kemoterapi intra-arteri embolisasi intervensi serta Imunoterapi.
Perbandingan sebelum dan sesudah pengobatan tumor payudara
Perbandingan sebelum dan sesudah pengobatan tumor metastasis hati
Dukungan Ganda dari Teknologi dan Sikap Mental dalam Melawan Kanker
Perjalanan pengobatan selama periode ini membuat Yip Woon Thing tidak bisa menahan rasa harunya : “Tidak menyangka teknologi medis di Tiongkok berkembang begitu pesat dan luar biasa. Pengobatan dengan teknologi Minimal Invasif sangat tepat sasaran, dan memiliki efek samping yang minim terhadap tubuh. Pengalaman pengobatan kali ini membuat saya merasa seratus kali lebih baik dibandingkan pengobatan saya sebelumnya. Di Malaysia, baik dari pengalaman pribadi maupun cerita sesama pasien, pengobatan umumnya hanya berupa kemoterapi, sama sekali tidak seperti di Modern Cancer Hospital Guangzhou, dimana dokter memberi saya rencana pengobatan yang lengkap serta perkiraan hasil pengobatan. Bahkan ketika saya sudah pulang ke rumah, dokter di RS tetap memantau penggunaan obat dan memahami kondisi tubuh saya melalui komunikasi daring.”
Meskipun penyakitnya sudah tergolong serius, Yip Woon Thing tetap mempertahankan sikap positif dan optimis. Ketika keluarganya mengetahui kondisinya, justru ia yang menenangkan mereka agar tidak larut dalam kesedihan, melainkan aktif mencari pengobatan. Ia berkata : “Datang berobat ke Modern Cancer Hospital Guangzhou membuat saya sangat puas. Saat pulang ke rumah, saya bahkan merekomendasikan RS ini kepada teman-teman saya. Saat ini, satu-satunya hal yang mengganggu adalah keterbatasan biaya, khawatir tidak bisa melanjutkan pengobatan. Untungnya ada lembaga setempat yang memberi saya bantuan, dan saya sangat berterima kasih. Hanya saja, biaya pengobatan berikutnya tetap menjadi tantangan yang harus diatasi. Namun bagaimanapun juga, saya sendiri harus memiliki sikap yang positif terlebih dahulu. Kalau sudah sakit, harus menjalani pengobatan dengan baik, barulah ada kesempatan untuk sembuh.”