"Dalam waktu singkat, tumor menyusut 80%, ini benar-benar melebihi harapan kami!" Pada evaluasi kondisi saat pemeriksaan setelah sesi pengobatan ketiga, putri dan menantu Bibi Wu sangat puas dengan hasil pengobatannya.
Bibi Wu, pasien kanker serviks
Tidak Tega Melihat Ibu Menderita, Menghentikan Rencana Kemoterapi
Bibi Wu berasal dari Indonesia. Pada Desember tahun lalu, Bibi Wu mengalami gejala perdarahan tidak teratur dari vagina, sering buang air kecil, dan gejala lainnya. Putrinya membawa Bibi Wu ke Malaysia untuk pemeriksaan, dan hasilnya didiagnosis dengan kanker serviks stadium IVA. Tumor serviks telah menyebar ke sekitar serviks, rahim, vagina, dan kandung kemih. Bibi Wu juga mengalami hidronefrosis yang memengaruhi proses buang air kecil, sehingga dokter memutuskan untuk memasang stent saluran kemih ganda pada Bibi Wu.
“Kami sangat sedih saat mengetahui ibu menderita kanker, tapi kami hanya bisa menerimanya, berusaha mencari pengobatan, menghibur ibu, dan memotivasi ibu untuk menjalani pengobatan dengan semangat,” kata putri Bibi Wu. “Dokter di Malaysia memberikan rancangan kemoterapi sistemik, tapi kami mendengar bahwa efek samping kemoterapi sangat besar. Ibu kami sudah berusia 71 tahun, kami tidak tega melihat ia menderita. Akhirnya, keluarga Bibi Wu kembali ke Indonesia untuk mencari metode pengobatan yang lebih cocok. Setelah mengerahkan berbagai koneksi yang mereka miliki, mereka mendapatkan informasi dari kerabat tentang Modern Cancer Hospital Guangzhou. Menantu Bibi Wu berkata: “Setelah kami mencari tahu dari berbagai sumber, rumah sakit ini memang khusus menangani kanker dan telah memiliki pengalaman hampir 20 tahun dalam pengobatan kanker. Mereka menggabungkan berbagai metode pengobatan kanker yang efektif, terutama berfokus pada pengobatan minimal invasif, yang dapat sangat mengurangi efek samping dari pengobatan dan minim luka. Maka kami memutuskan untuk membawa ibu berobat ke Tiongkok.”
Pengobatan Minimal Invasif Mengecilkan Tumor hingga 80% dengan Mudah
Putri dan menantu Bibi Wu membawa beliau ke Modern Cancer Hospital Guangzhou. Tim ahli rumah sakit segera melakukan konsultasi berdasarkan riwayat medis Bibi Wu dan menyempurnakan pemeriksaan. Setelah menganalisis kondisinya, tim dokter menyusun rencana pengobatan terpadu yang sistematis dan personal. Dokter Zhang, dokter penanggung jawab Bibi Wu mengatakan: “Karena usia beliau sudah lanjut, kami memilih metode pengobatan yang berfokus pada embolisasi intervensi. Embolisasi intervensi adalah prosedur yang menggunakan kateter untuk mengalirkan obat kemoterapi langsung ke lokasi tumor, sekaligus menyumbat pembuluh darah yang memasok darah ke tumor, sehingga tumor ‘diracun’ dan ‘dibuat kelaparan’. Dibandingkan dengan kemoterapi sistemik, obat langsung bekerja pada tumor, sehingga lebih tepat sasaran dan menimbulkan kerusakan yang lebih kecil. Pada saat yang sama, pengobatan ini dilengkapi dengan terapi pendukung untuk melindungi hati dan ginjal, agar Bibi Wu dapat menjalani seluruh proses pengobatan dalam kondisi yang relatif lebih ‘santai’”.
Selama masa pengobatan, Bibi Wu bersikap kooperatif dengan arahan dokter. Setelah menjalani dua kali prosedur embolisasi intervensi, gejala perdarahan dan sering buang air kecil yang dialaminya mulai membaik. Saat pemeriksaan ulang dengan CT scan pada kunjungan ketiganya ke rumah sakit, hasil menunjukkan bahwa ukuran tumornya telah menyusut hingga 80% sejak pertama kali masuk rumah sakit. (Ukuran tumor serviks sebelum pengobatan: 3,6x3,7x3,5cm). Hasil pengobatan selama dua bulan ini terbukti sangat efektif.
Perbandingan CT sebelum dan sesudah pengobatan
“Hasil pemeriksaan benar-benar membuat kami sangat terkejut dan gembira. Awalnya kami memang khawatir, bahkan merasa takut saat ia menjalani prosedur intervensi. Namun, setelah dua siklus pengobatan, kami menyadari bahwa metode ini tidak memberikan dampak yang besar pada ibu. Sesekali memang muncul gejala seperti diare dan mual, tapi dokter segera melakukan penanganan, dan gejala tersebut cepat hilang. Ibu mampu menoleransinya sepenuhnya. Ini membuat kami melihat harapan dan semakin yakin untuk terus melanjutkan pengobatan,” kata menantu Bibi Wu.
Bayang-Bayang Kanker Menghilang, Harapan Muncul di Sini
Kini, setelah menjalani pengobatan, kondisi tubuh Bibi Wu menunjukkan perbaikan yang signifikan. Di bangsal, kami sering melihat keluarga itu tersenyum. Bayang-bayang kanker perlahan-lahan menghilang dari kehidupan mereka, dan segalanya berkembang ke arah yang lebih baik.
Keluarga Bibi Wu dan para staf RS berfoto bersama
Saat keluar dari rumah sakit, Bibi Wu tersenyum dan berkata: “Awalnya saya sangat takut ketika mengetahui saya terkena kanker, apalagi harus bersusah payah pergi ke luar negeri untuk berobat. Saya sangat khawatir. Untungnya, ada anak dan menantu saya yang selalu menemani, dan yang paling beruntung adalah kami bertemu dengan Modern Cancer Hospital Guangzhou. Dokter dan perawat di sini sangat ramah, ada penerjemah juga, jadi semua masalah bisa segera diatasi. Kehidupan kami di rumah sakit pun terasa sangat nyaman. Saya sangat berterima kasih kepada mereka.” Menantu Bibi Wu menambahkan: “Saya berharap para pasien lain juga jangan takut, jangan menyerah. Mungkin Anda juga didiagnosis stadium empat, tapi tidak apa-apa. Sekarang dunia medis sudah semakin maju. Di sini ada pengobatan minimal invasif seperti intervensi, penanaman biji partikel, dll. Asalkan kita terus berjuang dan bertahan, kita akan melihat harapan.”
"Dalam waktu singkat, tumor menyusut 80%, ini benar-benar melebihi harapan kami!" Pada evaluasi kondisi saat pemeriksaan setelah sesi pengobatan ketiga, putri dan menantu Bibi Wu sangat puas dengan hasil pengobatannya.
Bibi Wu, pasien kanker serviks
Tidak Tega Melihat Ibu Menderita, Menghentikan Rencana Kemoterapi
Bibi Wu berasal dari Indonesia. Pada Desember tahun lalu, Bibi Wu mengalami gejala perdarahan tidak teratur dari vagina, sering buang air kecil, dan gejala lainnya. Putrinya membawa Bibi Wu ke Malaysia untuk pemeriksaan, dan hasilnya didiagnosis dengan kanker serviks stadium IVA. Tumor serviks telah menyebar ke sekitar serviks, rahim, vagina, dan kandung kemih. Bibi Wu juga mengalami hidronefrosis yang memengaruhi proses buang air kecil, sehingga dokter memutuskan untuk memasang stent saluran kemih ganda pada Bibi Wu.
“Kami sangat sedih saat mengetahui ibu menderita kanker, tapi kami hanya bisa menerimanya, berusaha mencari pengobatan, menghibur ibu, dan memotivasi ibu untuk menjalani pengobatan dengan semangat,” kata putri Bibi Wu. “Dokter di Malaysia memberikan rancangan kemoterapi sistemik, tapi kami mendengar bahwa efek samping kemoterapi sangat besar. Ibu kami sudah berusia 71 tahun, kami tidak tega melihat ia menderita. Akhirnya, keluarga Bibi Wu kembali ke Indonesia untuk mencari metode pengobatan yang lebih cocok. Setelah mengerahkan berbagai koneksi yang mereka miliki, mereka mendapatkan informasi dari kerabat tentang Modern Cancer Hospital Guangzhou. Menantu Bibi Wu berkata: “Setelah kami mencari tahu dari berbagai sumber, rumah sakit ini memang khusus menangani kanker dan telah memiliki pengalaman hampir 20 tahun dalam pengobatan kanker. Mereka menggabungkan berbagai metode pengobatan kanker yang efektif, terutama berfokus pada pengobatan minimal invasif, yang dapat sangat mengurangi efek samping dari pengobatan dan minim luka. Maka kami memutuskan untuk membawa ibu berobat ke Tiongkok.”
Pengobatan Minimal Invasif Mengecilkan Tumor hingga 80% dengan Mudah
Putri dan menantu Bibi Wu membawa beliau ke Modern Cancer Hospital Guangzhou. Tim ahli rumah sakit segera melakukan konsultasi berdasarkan riwayat medis Bibi Wu dan menyempurnakan pemeriksaan. Setelah menganalisis kondisinya, tim dokter menyusun rencana pengobatan terpadu yang sistematis dan personal. Dokter Zhang, dokter penanggung jawab Bibi Wu mengatakan: “Karena usia beliau sudah lanjut, kami memilih metode pengobatan yang berfokus pada embolisasi intervensi. Embolisasi intervensi adalah prosedur yang menggunakan kateter untuk mengalirkan obat kemoterapi langsung ke lokasi tumor, sekaligus menyumbat pembuluh darah yang memasok darah ke tumor, sehingga tumor ‘diracun’ dan ‘dibuat kelaparan’. Dibandingkan dengan kemoterapi sistemik, obat langsung bekerja pada tumor, sehingga lebih tepat sasaran dan menimbulkan kerusakan yang lebih kecil. Pada saat yang sama, pengobatan ini dilengkapi dengan terapi pendukung untuk melindungi hati dan ginjal, agar Bibi Wu dapat menjalani seluruh proses pengobatan dalam kondisi yang relatif lebih ‘santai’”.
Selama masa pengobatan, Bibi Wu bersikap kooperatif dengan arahan dokter. Setelah menjalani dua kali prosedur embolisasi intervensi, gejala perdarahan dan sering buang air kecil yang dialaminya mulai membaik. Saat pemeriksaan ulang dengan CT scan pada kunjungan ketiganya ke rumah sakit, hasil menunjukkan bahwa ukuran tumornya telah menyusut hingga 80% sejak pertama kali masuk rumah sakit. (Ukuran tumor serviks sebelum pengobatan: 3,6x3,7x3,5cm). Hasil pengobatan selama dua bulan ini terbukti sangat efektif.
Perbandingan CT sebelum dan sesudah pengobatan
“Hasil pemeriksaan benar-benar membuat kami sangat terkejut dan gembira. Awalnya kami memang khawatir, bahkan merasa takut saat ia menjalani prosedur intervensi. Namun, setelah dua siklus pengobatan, kami menyadari bahwa metode ini tidak memberikan dampak yang besar pada ibu. Sesekali memang muncul gejala seperti diare dan mual, tapi dokter segera melakukan penanganan, dan gejala tersebut cepat hilang. Ibu mampu menoleransinya sepenuhnya. Ini membuat kami melihat harapan dan semakin yakin untuk terus melanjutkan pengobatan,” kata menantu Bibi Wu.
Bayang-Bayang Kanker Menghilang, Harapan Muncul di Sini
Kini, setelah menjalani pengobatan, kondisi tubuh Bibi Wu menunjukkan perbaikan yang signifikan. Di bangsal, kami sering melihat keluarga itu tersenyum. Bayang-bayang kanker perlahan-lahan menghilang dari kehidupan mereka, dan segalanya berkembang ke arah yang lebih baik.
Keluarga Bibi Wu dan para staf RS berfoto bersama
Saat keluar dari rumah sakit, Bibi Wu tersenyum dan berkata: “Awalnya saya sangat takut ketika mengetahui saya terkena kanker, apalagi harus bersusah payah pergi ke luar negeri untuk berobat. Saya sangat khawatir. Untungnya, ada anak dan menantu saya yang selalu menemani, dan yang paling beruntung adalah kami bertemu dengan Modern Cancer Hospital Guangzhou. Dokter dan perawat di sini sangat ramah, ada penerjemah juga, jadi semua masalah bisa segera diatasi. Kehidupan kami di rumah sakit pun terasa sangat nyaman. Saya sangat berterima kasih kepada mereka.” Menantu Bibi Wu menambahkan: “Saya berharap para pasien lain juga jangan takut, jangan menyerah. Mungkin Anda juga didiagnosis stadium empat, tapi tidak apa-apa. Sekarang dunia medis sudah semakin maju. Di sini ada pengobatan minimal invasif seperti intervensi, penanaman biji partikel, dll. Asalkan kita terus berjuang dan bertahan, kita akan melihat harapan.”