
Kanker serviks adalah penyakit mematikan dengan angka kejadian yang tinggi di kalangan perempuan di seluruh dunia. Menurut data Kementerian Kesehatan, Indonesia menempati peringkat kedua di dunia untuk jumlah kasus kanker serviks, dengan total 36.633 kasus, yaitu 9,2% dari seluruh kasus kanker.
Setelah didiagnosis kanker serviks, apakah harus menjalani operasi?
Terapi minimal invasif adalah pilihan terbaik untuk melawan kanker: tanpa operasi, rasa nyeri lebih ringan, pemulihan lebih cepat.
Modern Cancer Hospital Guangzhou ingin menyampaikan kepada Anda:
jalan pengobatan kanker tidak terbatas pada operasi tradisional!
Kami berfokus pada 18 teknologi terapi minimal invasif tingkat internasional, memberikan pilihan terbaik bagi pasien kanker serviks yang sebelumnya dianggap “tidak dapat dioperasi” atau “tidak ingin menjalani operasi”
Teknologi minimal invasif dapat mempertahankan rahim, mempertahankan ovarium, serta mempertahankan fungsi tubuh—membantu Anda kembali menjalani kehidupan yang berkualitas dan penuh makna.
Fey,
Kanker Serviks Stadium IV — Telah Bertahan 9 Tahun
Tim MDT RS kemudian merancang sebuah rencana pengobatan untuknya, termasuk terapi bertarget, terapi natural, dan imunoterapi.
Diana Kartika Arma,
Diana Kartika Arma, kanker serviks stadium IB2B - telah bertahan 3 tahun.
Bibi Wu,
kanker serviks stadium IVA — telah bertahan 1 tahun
Bagi pasien kanker serviks yang tidak memberikan respons baik terhadap pengobatan konvensional, tidak dapat menjalani operasi, atau mengalami kekambuhan maupun penyebaran (metastasis), minimal invasif dapat dipertimbangkan sebagai pilihan utama.
Modern Cancer Hospital Guangzhou telah mencapai banyak terobosan baru dalam bidang pengobatan kanker. Rumah sakit ini merupakan salah satu pemimpin global dalam teknologi pengobatan kanker yang maju, dan telah menangani lebih dari 50.000 pasien kanker internasional.