Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
0813 1898 3883
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
Bahasa
  • ID
  • Eng
  • Thai
  • CN
Pengobatan Kanker Endometrium

Pengobatan Kanker Endometrium

  • Pengobatan Kanker Endometrium
  • Gejala & Pemeriksaan Kanker Endometrium
  • Stadium Kanker Endometrium
  • Kisah Pasien Kanker Endometrium
Bagaimana cara mengobati kanker endometrium? Bisakah kanker endometrium disembuhkan? Metode baru pengobatan kanker endometrium tidak memerlukan pembedahan dan meminimalisir luka fisik pada pasien. Metode ini lebih cocok untuk pasien kanker stadium menengah dan akhir yang lemah, secara efektif dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan mengurangi tingkat kekambuhan.
Pengobatan Kanker Endometrium

Kanker endometrium adalah kanker yang umum terjadi pada sistem reproduksi wanita. Tingkat insidennya menempati urutan kedua setelah kanker serviks dan menempati urutan keempat di antara kanker yang paling umum terjadi pada wanita. Lebih sering terjadi pada wanita berusia 50 hingga 60 tahun dan setelah menopause. Kanker endometrium bersifat sangat metastatik: menyebar ke bawah dari rahim ke saluran serviks, dan ke atas dari tuba falopi ke ovarium; juga dapat menyusup ke jaringan panggul lainnya; atau dapat bermetastasis ke lokasi yang jauh dari rahim melalui sistem limfatik dan sirkulasi darah.

Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadiannya meningkat di seluruh dunia. Menurut data GLOBOCAN tahun 2020, jumlah kasus baru kanker endometrium di dunia pada tahun 2020 sebanyak 417.367 kasus, dengan 7.773 kasus di Indonesia, dan angka kematian akibat kanker endometrium sebanyak 2.626 kasus.

Saat ini, pengobatan umum untuk kanker endometrium meliputi reseksi bedah, radioterapi, dan kemoterapi. Namun, reseksi bedah biasanya melibatkan pengangkatan seluruh rahim dan kedua indung telur, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk hamil. Operasi ini sulit dilakukan dan lukanya besar, sehingga sangat memengaruhi kesehatan fisik dan mental pasien serta memberikan tekanan pada pasien. Radioterapi dan kemoterapi menimbulkan efek samping yang sangat besar seperti rambut rontok, muntah-muntah, dan kelemahan, merusak jaringan normal lainnya dan memengaruhi kualitas hidup pasien.

Penelitian medis baru menemukan bahwa selain pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi, pasien kanker endometrium juga dapat memilih pengobatan kanker minimal invasif. Pengobatan kanker minimal invasif dengan efek samping yang minim membawa harapan baru bagi pasien. Pengobatan ini tidak hanya dapat membunuh sel kanker secara akurat, namun juga mencegah kekambuhan dan metastasis. Selain memperpanjang usia, pengobatan ini juga dapat menjaga kesuburan dan menjaga kualitas hidup yang baik.

Metode Konvensional VS Metode Minimal Invasif
Minimal Invasif
1. Minim luka: Operasi minimal invasif dilakukan melalui tusukan jarum. Dibandingkan dengan laparotomi tradisional, operasi ini minim luka dan mengurangi kerusakan jaringan dan pendarahan.
2. Pemulihan yang cepat: Karena luka yang kecil, pasien memiliki waktu pemulihan pasca operasi yang singkat, waktu rawat inap yang lebih singkat, dan dapat lebih cepat kembali ke kehidupan sehari-hari dan bekerja.
3. Minim rasa sakit: Bedah minimal invasif memiliki sayatan kecil dan nyeri pasca operasi yang relatif ringan, sehingga mengurangi penderitaan pasien dan kebutuhan akan analgesik.
4. Efek estetika yang baik: Bedah minimal invasif memiliki sayatan kecil dan bekas luka pasca operasi yang lebih kecil. Bagi pasien, terutama pasien wanita, penampilan pasca operasi lebih indah.
5. Menjaga kesuburan: Teknik bedah minimal invasif dapat menjaga fungsi rahim dan ovarium secara maksimal saat mengobati kanker endometrium, sehingga menjaga kesuburan pasien.
Operasi
1. Luka besar: Operasi ini memerlukan sayatan di perut, yang menyebabkan luka yang cukup besar.
2. Risiko komplikasi yang tinggi: Pembedahan dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi dan pendarahan, sehingga memengaruhi pemulihan dan kualitas hidup pasien.
3. Pemulihan yang lambat setelah operasi: Waktu pemulihan setelah operasi lama, dan pasien memerlukan waktu untuk kembali ke kehidupan normal.
4. Dampak terhadap kesuburan: Operasi mungkin melibatkan pengangkatan rahim atau bahkan indung telur, yang akan berdampak lebih besar pada wanita yang belum melahirkan atau memiliki kebutuhan untuk melahirkan anak, dan dapat menyebabkan menopause dini.
5. Risiko kekambuhan: Sekalipun jaringan kanker telah diangkat melalui pembedahan, masih ada kemungkinan kekambuhan dan diperlukan pemeriksaan rutin.
6. Hanya pasien stadium awal yang dapat memilih reseksi bedah. Pengobatan bedah memiliki efektivitas yang sangat rendah untuk pasien stadium menengah dan lanjut dengan metastasis.
Radioterapi dan kemoterapi
1. Efek samping sistemik: Kemoterapi dan radioterapi dapat menyebabkan mual, muntah, kehilangan nafsu makan, rambut rontok, dan ketidaknyamanan sistemik lainnya.
2. Penurunan imunitas: Obat kemoterapi akan menghambat fungsi hematopoietik sumsum tulang sehingga menyebabkan penurunan sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit.
3. Kerusakan jaringan lokal: Radioterapi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan normal di sekitarnya.
4. Efek kesehatan jangka panjang: Radioterapi dan kemoterapi jangka panjang dapat menyebabkan kelainan fungsi jantung, hati, ginjal, dan organ lainnya, serta meningkatkan risiko metastasis.
5. Gangguan kesuburan: Kemoterapi dan radioterapi dapat merusak fungsi ovarium dan memengaruhi kesuburan wanita.
Pasien seperti apa yang cocok untuk pengobatan Minimal Invasif kanker endometrium?

Pasien kanker endometrium stadium awal: Terutama mereka yang kankernya terbatas pada endometrium atau miometrium superfisial, pembedahan minimal invasif dapat secara efektif mengangkat jaringan kanker sambil mempertahankan lebih banyak jaringan normal.

1. Pasien kanker endometrium stadium awal: Pengobatan minimal invasif biasanya cocok untuk kanker endometrium stadium awal (seperti stadium I atau stadium II). Pada pasien stadium ini, kanker belum menyebar luas, pembedahan minimal invasif dapat mengangkat tumor secara efektif dan menjaga kesuburan sebisa mungkin.

2. Pasien kanker endometrium stadium menengah dan lanjut: Beberapa pasien kanker endometrium stadium menengah dan lanjut juga dapat mempertimbangkan pembedahan minimal invasif ketika tumor belum menyerang jaringan atau organ di sekitarnya secara ekstensif.

3. Pasien muda yang ingin mempertahankan fungsi reproduksi: Bagi pasien muda yang memiliki kebutuhan reproduksi, pembedahan minimal invasif memiliki keunggulan tertentu dalam menjaga fungsi rahim dan dapat memberikan kemungkinan reproduksi di masa depan.

4. Pasien dengan tumor terbatas pada bagian dalam rahim: Bila tumor belum menyebar ke luar rahim atau organ jauh, pembedahan minimal invasif merupakan pilihan yang efektif dan dapat mencapai efek kuratif yang lebih baik.

5. Pasien yang mengkhawatirkan metode bedah konvensional: Beberapa pasien mungkin khawatir tentang luka, rasa sakit, dan waktu pemulihan dari laparotomi konvensional, bedah minimal invasif memberikan alternatif dengan luka yang lebih kecil dan pemulihan yang lebih cepat.

6. Pasien yang mengkhawatirkan risiko pembedahan: Beberapa pasien mungkin khawatir dengan risiko pembedahan dan komplikasi yang disebabkan oleh pembedahan konvensional, namun pengobatan minimal invasif biasanya dapat mengurangi risiko tersebut dan meningkatkan keamanan pembedahan.

7. Pasien yang ingin mempersingkat waktu pengobatan dan waktu pemulihan: Pengobatan minimal invasif tidak memerlukan reseksi bedah, sehingga waktu pengobatan dan pemulihan lebih singkat dibandingkan reseksi bedah, radioterapi dan kemoterapi.

8. Pasien yang tidak ingin ada bekas luka: Pengobatan minimal invasif tidak meninggalkan bekas luka, dapat mengatasi kekhawatiran akan bekas luka dan menjaga kecantikan kulit wanita.

9. Pasien yang ingin mengurangi risiko pembedahan: Pembedahan minimal invasif biasanya disertai dengan risiko perdarahan dan infeksi yang lebih kecil, sehingga cocok untuk pasien yang ingin mengurangi komplikasi pembedahan.

10. Pasien dengan kekambuhan tumor: Bagi pasien yang tumornya kambuh setelah reseksi bedah atau pengobatan lain, pengobatan minimal invasif dapat menjadi pilihan untuk pengobatan ulang.

Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker endometrium

1. Intervensi: Luka sayatan hanya 1-2 mm, dan obat antikanker dapat langsung mencapai tumor. Konsentrasi obat 2-92 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi biasa, minim efek samping, dan akurat membunuh sel kanker di endometrium dan lokasi metastasis lainnya.

2. Brachytherapy: Luka kecil pada tingkat mikromilimeter. Zat mineral memancar secara terus-menerus dan merata di dalam tumor selama 180 hari, menghancurkan tumor secara akurat. Minim komplikasi.

3. Cryosurgery: Lukanya kecil, menghilangkan tumor. Merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi kerusakan jaringan normal dan dapat mencegah kambuhnya kanker.

4. Terapi Natural: Memanfaatkan kekuatan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menyerang sel kanker, sehingga meningkatkan kekebalan tubuh dan mengendalikan kekambuhan serta metastasis tumor.

5. Metode Gabungan Pengobatan Timur dan Barat: Dapat meningkatkan efisiensi pengobatan. Mengurangi efek samping dan komplikasi, pemulihan lebih cepat, memperpanjang umur Anda dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

6. Terapi bertarget minimal invasif: Tidak hanya efektif membunuh sel kanker, tetapi juga mengurangi efek samping, mengurangi kekambuhan, dan secara efektif meningkatkan kelangsungan hidup.

7. Drug-eluting Beads TACE: Menggunakan agen emboli untuk memblokir pembuluh darah yang memasok tumor dan membuat tumor mati "kelaparan". Sel kanker tidak mendapatkan pasokan darah dan akan mati karena kekurangan nutrisi. Minim rasa sakit dan hasilnya signifikan.

Kisah pasien kanker endometrium
Yati
Yati
Kelangsungan hidup: lebih dari 6 tahun
Risma
Risma
Kelangsungan hidup: lebih dari 12 tahun
Fahezah Nor binti Mohamed
Fahezah Nor binti Mohamed
Kelangsungan hidup: lebih dari 1 tahun
patient Yati
Yati
Kelangsungan hidup: lebih dari 6 tahun
Metode pengobatan: Intervensi + Brachytherapy

"Ketika saya dirawat di rumah sakit, saya merasakan sakit terus-menerus di perut saya. Setelah pengobatan, rasa sakit itu hilang dan saya merasa jauh lebih baik. Dibandingkan dengan teknologi di Indonesia, pengobatan minimal invasif di sini minim rasa sakit dan minim efek samping. Sekarang saya bisa hidup normal, saya bisa berjalan jauh tanpa merasa lelah, saya makan dengan baik dan berat badan saya bertambah 9kg."

Pengobatan endometrium mana yang lebih cocok untuk saya? 》》》
Silakan klik di sini untuk konsultasi
Tanya Jawab mengenai Kanker Endometrium
pasien ikcon
Pertanyaan
Didiagnosis kanker endometrium pada usia 32 tahun. Tidak ingin menjalani operasi. Metode pengobatan apa yang efektif mengendalikan kanker dan menjaga kesuburan?
ahli bedah ikon
Prof. Peng Xiaochi
Disarankan melakukan pengobatan minimal invasif komprehensif. Pengobatan intervensi dikombinasikan dengan terapi natural. Pengobatan intervensi secara akurat menghilangkan tumor dengan efek samping yang lebih sedikit. Terapi natural dapat secara efektif mengendalikan kekambuhan tumor dengan memperkuat atau memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Kombinasi kedua pengobatan tersebut dapat mengendalikan tumor secara efektif, mempertahankan rahim serta kesuburan.
pasien ikon
Pertanyaan
Pendarahan vagina tanpa henti selama 2 bulan. Dokter setempat mendiagnosis kanker endometrium stadium IV dengan metastasis kelenjar getah bening perut dan hati. Bagaimana dapat mengobati tumor dengan lebih baik?
ahli bedah ikon
Prof. Peng Xiaochi
Disarankan melakukan pengobatan intervensi dan Brachytherapy. Pengobatan intervensi menggantikan kemoterapi dan dapat menonaktifkan semua tumor di tubuh. Brachytherapy menggantikan radioterapi untuk menghancurkan seluruh tumor dan mengendalikan kekambuhan tumor.
Pengobatan Kanker Pengobatan kanker lainnya Teknologi Minimal Invasif
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2024/05/20/1-170440651.png
Implantasi Partikel
Penanaman Biji Partikel atau disebut juga sebagai “Pisau Partikel” adalah inovasi baru pengobatan kanker minimal invasif dalam dunia medis internasional selain operasi dan radioterapi eksternal. Pertama-tama akan dihitung sinar energi yang sesuai
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2015/06/03/1-085703667.jpg
Intervensi
Terapi intervensi adalah terapi minimal invasif yang menggunakan panduan alat imaging kedokteran, yang dibagi menjadi dua jenis yaitu intervensi melalui pembuluh darah dan tanpa melalui pembuluh darah.
Selengkapnya Teknologi
Kisah Pasien
Enam Bulan Pengobatan Minimal I
Livinda Ramli
Livinda Ramli, yang berasal dari Indonesia, didiagnosis menderita adenokarsinoma endometrium pada Mei 2024. Setelah menjalani pengobatan Minimal Invasif Terintegrasi seperti intervensi dan Ar-He Knife Cryoablation di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, hasil pengobatannya sangat signifikan, dan tumor menunjukkan kesembuhan berdasarkan pemeriksaan pencitraan.
Teknologi Minimal Invasif Terin
Fahezah Nor binti Mohamed
“Saya masih muda dan saya ingin mempertahankan rahim saya.” Ini adalah pemikiran yang teguh dari Fahezah Nor binti Mohamed setelah dia didiagnosis kanker endometrium. Menolak histerektomi,pergiberobatke luar negeri untuk mencari harapan Fahezah No
Kiash Pasien Endometrium
Ahli Medis
Teng Yi
Teng Yi
Ahli Bedah Onkologi
Wakil Dokter Kepala
Keahlian:Menguasai diagnosis dan pengobatan presisi untuk berbagai tumor padat seperti tumor tiroid, tumor rongga mulut dan maksilofasial (kanker lidah, tumor tenggorokan, kanker kulit kepala dan leher), tumor
Huang Zuoping
Huang Zuoping
Ahli Onkologi
Wakil Dokter Kepala
Keahlian:Ahli dalam kemoterapi, radioterapi, terapi target, untuk berbagai jenis tumor padat yang umum terjadi seperti kanker nasofaring, kanker paru, kanker serviks, kanker payudara, kanker kolorektal, kanker
Lin Jing
Lin Jing
Dokter Penanggung Jawab
Wakil Kepala Bangsal Onkologi Internasional
Keahlian:Ahli dalam pengobatan komprehensif seperti terapi bertarget minimal invasif, imunoterapi, kemoterapi, radioterapi, terapi endokrin untuk tumor padat. Ahli dalam endoskopi gastrointestinal, implantasi
Ma Xiaoying
Ma Xiaoying
Wakil Dokter Kepala
Kepala Bangsal Onkologi Lantai 7
Keahlian:Terlibat dalam pekerjaan klinis onkologi selama lebih dari 20 tahun, mengumpulkan pengalaman klinis yang kaya. Ahli dalam kemoterapi, terapi endokrin, terapi molekul bertarget dan imunoterapi untuk pe
Selengkapnya Ahli Medi
Form IconHubungi Kami
Nama:
Diagnosis*
Nomor Telp*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan

Pengobatan Kanker Endometrium

  • Pengobatan Kanker Endometrium
  • Gejala & Pemeriksaan Kanker Endometrium
  • Stadium Kanker Endometrium
  • Kisah Pasien Kanker Endometrium
Bagaimana cara mengobati kanker endometrium? Bisakah kanker endometrium disembuhkan? Metode baru pengobatan kanker endometrium tidak memerlukan pembedahan dan meminimalisir luka fisik pada pasien. Metode ini lebih cocok untuk pasien kanker stadium menengah dan akhir yang lemah, secara efektif dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan mengurangi tingkat kekambuhan.

Kanker endometrium adalah kanker yang umum terjadi pada sistem reproduksi wanita. Tingkat insidennya menempati urutan kedua setelah kanker serviks dan menempati urutan keempat di antara kanker yang paling umum terjadi pada wanita. Lebih sering terjadi pada wanita berusia 50 hingga 60 tahun dan setelah menopause. Kanker endometrium bersifat sangat metastatik: menyebar ke bawah dari rahim ke saluran serviks, dan ke atas dari tuba falopi ke ovarium; juga dapat menyusup ke jaringan panggul lainnya; atau dapat bermetastasis ke lokasi yang jauh dari rahim melalui sistem limfatik dan sirkulasi darah.

Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadiannya meningkat di seluruh dunia. Menurut data GLOBOCAN tahun 2020, jumlah kasus baru kanker endometrium di dunia pada tahun 2020 sebanyak 417.367 kasus, dengan 7.773 kasus di Indonesia, dan angka kematian akibat kanker endometrium sebanyak 2.626 kasus.

Saat ini, pengobatan umum untuk kanker endometrium meliputi reseksi bedah, radioterapi, dan kemoterapi. Namun, reseksi bedah biasanya melibatkan pengangkatan seluruh rahim dan kedua indung telur, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk hamil. Operasi ini sulit dilakukan dan lukanya besar, sehingga sangat memengaruhi kesehatan fisik dan mental pasien serta memberikan tekanan pada pasien. Radioterapi dan kemoterapi menimbulkan efek samping yang sangat besar seperti rambut rontok, muntah-muntah, dan kelemahan, merusak jaringan normal lainnya dan memengaruhi kualitas hidup pasien.

Penelitian medis baru menemukan bahwa selain pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi, pasien kanker endometrium juga dapat memilih pengobatan kanker minimal invasif. Pengobatan kanker minimal invasif dengan efek samping yang minim membawa harapan baru bagi pasien. Pengobatan ini tidak hanya dapat membunuh sel kanker secara akurat, namun juga mencegah kekambuhan dan metastasis. Selain memperpanjang usia, pengobatan ini juga dapat menjaga kesuburan dan menjaga kualitas hidup yang baik.

Pengobatan Kanker Endometrium
Metode Konvensional VS Metode Minimal Invasif
Minimal Invasif
1. Minim luka: Operasi minimal invasif dilakukan melalui tusukan jarum. Dibandingkan dengan laparotomi tradisional, operasi ini minim luka dan mengurangi kerusakan jaringan dan pendarahan.
2. Pemulihan yang cepat: Karena luka yang kecil, pasien memiliki waktu pemulihan pasca operasi yang singkat, waktu rawat inap yang lebih singkat, dan dapat lebih cepat kembali ke kehidupan sehari-hari dan bekerja.
3. Minim rasa sakit: Bedah minimal invasif memiliki sayatan kecil dan nyeri pasca operasi yang relatif ringan, sehingga mengurangi penderitaan pasien dan kebutuhan akan analgesik.
4. Efek estetika yang baik: Bedah minimal invasif memiliki sayatan kecil dan bekas luka pasca operasi yang lebih kecil. Bagi pasien, terutama pasien wanita, penampilan pasca operasi lebih indah.
5. Menjaga kesuburan: Teknik bedah minimal invasif dapat menjaga fungsi rahim dan ovarium secara maksimal saat mengobati kanker endometrium, sehingga menjaga kesuburan pasien.
Operasi
1. Luka besar: Operasi ini memerlukan sayatan di perut, yang menyebabkan luka yang cukup besar.
2. Risiko komplikasi yang tinggi: Pembedahan dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi dan pendarahan, sehingga memengaruhi pemulihan dan kualitas hidup pasien.
3. Pemulihan yang lambat setelah operasi: Waktu pemulihan setelah operasi lama, dan pasien memerlukan waktu untuk kembali ke kehidupan normal.
4. Dampak terhadap kesuburan: Operasi mungkin melibatkan pengangkatan rahim atau bahkan indung telur, yang akan berdampak lebih besar pada wanita yang belum melahirkan atau memiliki kebutuhan untuk melahirkan anak, dan dapat menyebabkan menopause dini.
5. Risiko kekambuhan: Sekalipun jaringan kanker telah diangkat melalui pembedahan, masih ada kemungkinan kekambuhan dan diperlukan pemeriksaan rutin.
6. Hanya pasien stadium awal yang dapat memilih reseksi bedah. Pengobatan bedah memiliki efektivitas yang sangat rendah untuk pasien stadium menengah dan lanjut dengan metastasis.
Radioterapi dan kemoterapi
1. Efek samping sistemik: Kemoterapi dan radioterapi dapat menyebabkan mual, muntah, kehilangan nafsu makan, rambut rontok, dan ketidaknyamanan sistemik lainnya.
2. Penurunan imunitas: Obat kemoterapi akan menghambat fungsi hematopoietik sumsum tulang sehingga menyebabkan penurunan sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit.
3. Kerusakan jaringan lokal: Radioterapi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan normal di sekitarnya.
4. Efek kesehatan jangka panjang: Radioterapi dan kemoterapi jangka panjang dapat menyebabkan kelainan fungsi jantung, hati, ginjal, dan organ lainnya, serta meningkatkan risiko metastasis.
5. Gangguan kesuburan: Kemoterapi dan radioterapi dapat merusak fungsi ovarium dan memengaruhi kesuburan wanita.
Pasien seperti apa yang cocok untuk pengobatan Minimal Invasif kanker endometrium?

Pasien kanker endometrium stadium awal: Terutama mereka yang kankernya terbatas pada endometrium atau miometrium superfisial, pembedahan minimal invasif dapat secara efektif mengangkat jaringan kanker sambil mempertahankan lebih banyak jaringan normal.

1. Pasien kanker endometrium stadium awal: Pengobatan minimal invasif biasanya cocok untuk kanker endometrium stadium awal (seperti stadium I atau stadium II). Pada pasien stadium ini, kanker belum menyebar luas, pembedahan minimal invasif dapat mengangkat tumor secara efektif dan menjaga kesuburan sebisa mungkin.

2. Pasien kanker endometrium stadium menengah dan lanjut: Beberapa pasien kanker endometrium stadium menengah dan lanjut juga dapat mempertimbangkan pembedahan minimal invasif ketika tumor belum menyerang jaringan atau organ di sekitarnya secara ekstensif.

3. Pasien muda yang ingin mempertahankan fungsi reproduksi: Bagi pasien muda yang memiliki kebutuhan reproduksi, pembedahan minimal invasif memiliki keunggulan tertentu dalam menjaga fungsi rahim dan dapat memberikan kemungkinan reproduksi di masa depan.

4. Pasien dengan tumor terbatas pada bagian dalam rahim: Bila tumor belum menyebar ke luar rahim atau organ jauh, pembedahan minimal invasif merupakan pilihan yang efektif dan dapat mencapai efek kuratif yang lebih baik.

5. Pasien yang mengkhawatirkan metode bedah konvensional: Beberapa pasien mungkin khawatir tentang luka, rasa sakit, dan waktu pemulihan dari laparotomi konvensional, bedah minimal invasif memberikan alternatif dengan luka yang lebih kecil dan pemulihan yang lebih cepat.

6. Pasien yang mengkhawatirkan risiko pembedahan: Beberapa pasien mungkin khawatir dengan risiko pembedahan dan komplikasi yang disebabkan oleh pembedahan konvensional, namun pengobatan minimal invasif biasanya dapat mengurangi risiko tersebut dan meningkatkan keamanan pembedahan.

7. Pasien yang ingin mempersingkat waktu pengobatan dan waktu pemulihan: Pengobatan minimal invasif tidak memerlukan reseksi bedah, sehingga waktu pengobatan dan pemulihan lebih singkat dibandingkan reseksi bedah, radioterapi dan kemoterapi.

8. Pasien yang tidak ingin ada bekas luka: Pengobatan minimal invasif tidak meninggalkan bekas luka, dapat mengatasi kekhawatiran akan bekas luka dan menjaga kecantikan kulit wanita.

9. Pasien yang ingin mengurangi risiko pembedahan: Pembedahan minimal invasif biasanya disertai dengan risiko perdarahan dan infeksi yang lebih kecil, sehingga cocok untuk pasien yang ingin mengurangi komplikasi pembedahan.

10. Pasien dengan kekambuhan tumor: Bagi pasien yang tumornya kambuh setelah reseksi bedah atau pengobatan lain, pengobatan minimal invasif dapat menjadi pilihan untuk pengobatan ulang.

Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker endometrium

1. Intervensi: Luka sayatan hanya 1-2 mm, dan obat antikanker dapat langsung mencapai tumor. Konsentrasi obat 2-92 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi biasa, minim efek samping, dan akurat membunuh sel kanker di endometrium dan lokasi metastasis lainnya.

2. Brachytherapy: Luka kecil pada tingkat mikromilimeter. Zat mineral memancar secara terus-menerus dan merata di dalam tumor selama 180 hari, menghancurkan tumor secara akurat. Minim komplikasi.

3. Cryosurgery: Lukanya kecil, menghilangkan tumor. Merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi kerusakan jaringan normal dan dapat mencegah kambuhnya kanker.

4. Terapi Natural: Memanfaatkan kekuatan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menyerang sel kanker, sehingga meningkatkan kekebalan tubuh dan mengendalikan kekambuhan serta metastasis tumor.

5. Metode Gabungan Pengobatan Timur dan Barat: Dapat meningkatkan efisiensi pengobatan. Mengurangi efek samping dan komplikasi, pemulihan lebih cepat, memperpanjang umur Anda dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

6. Terapi bertarget minimal invasif: Tidak hanya efektif membunuh sel kanker, tetapi juga mengurangi efek samping, mengurangi kekambuhan, dan secara efektif meningkatkan kelangsungan hidup.

7. Drug-eluting Beads TACE: Menggunakan agen emboli untuk memblokir pembuluh darah yang memasok tumor dan membuat tumor mati "kelaparan". Sel kanker tidak mendapatkan pasokan darah dan akan mati karena kekurangan nutrisi. Minim rasa sakit dan hasilnya signifikan.

Kisah pasien kanker endometrium
patient Yati
Nama pasien: Yati
Kelangsungan hidup: 6 tahun
Metode pengobatan: Intervensi + Brachytherapy
"Ketika saya dirawat di rumah sakit, saya merasakan sakit terus-menerus di perut saya. Setelah pengobatan, rasa sakit itu hilang dan saya merasa jauh lebih baik. Dibandingkan dengan teknologi di Indonesia, pengobatan minimal invasif di sini minim rasa sakit dan minim efek samping. Sekarang saya bisa hidup normal, saya bisa berjalan jauh tanpa merasa lelah, saya makan dengan baik dan berat badan saya bertambah 9kg."
Patient Risma
Nama pasien: Risma
Kelangsungan hidup: 12tahun
Metode pengobatan: Intervensi + Terapi Natural
"Diagnosis saat saya masuk RS adalah kanker endometrium kambuh setelah operasi dan menyebar ke hati dan paru-paru. Namun, efek pengobatannya sangat baik, dan sekarang tidak ada tumor di hati. Badan saya sudah tidak sakit sama sekali, dan saya tidak merasakan sakit apa pun sampai hari ini. Selain itu, saya buang air besar secara normal dan tidak lagi menderita insomnia.“
Patient Fahezah Nor binti Mohamed
Nama pasien: Fahezah Nor binti Mohamed
Kelangsungan hidup: 1tahun
Metode pengobatan: Interversi + Brachytherapy
"Saya telah menerima 6 kali intervensi dan 1 kali Brachytherapy pada hati. Hasil CT scan pada tanggal 14 Maret 2024 menunjukkan bahwa tumor di hati ditutupi dengan partikel dan telah kehilangan aktivitasnya. Tumor besar di rahim (13x11x10cm) telah menghilang dan bagian perut mengecil secara signifikan, pengobatannya berhasil."
Tanya Jawab mengenai Kanker Endometrium
pasien
Pertanyaan
Didiagnosis kanker endometrium pada usia 32 tahun. Tidak ingin menjalani operasi. Metode pengobatan apa yang efektif mengendalikan kanker dan menjaga kesuburan?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Disarankan melakukan pengobatan minimal invasif komprehensif. Pengobatan intervensi dikombinasikan dengan terapi natural. Pengobatan intervensi secara akurat menghilangkan tumor dengan efek samping yang lebih sedikit. Terapi natural dapat secara efektif mengendalikan kekambuhan tumor dengan memperkuat atau memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Kombinasi kedua pengobatan tersebut dapat mengendalikan tumor secara efektif, mempertahankan rahim serta kesuburan.
pasien
Pertanyaan
Pendarahan vagina tanpa henti selama 2 bulan. Dokter setempat mendiagnosis kanker endometrium stadium IV dengan metastasis kelenjar getah bening perut dan hati. Bagaimana dapat mengobati tumor dengan lebih baik?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Disarankan melakukan pengobatan intervensi dan Brachytherapy. Pengobatan intervensi menggantikan kemoterapi dan dapat menonaktifkan semua tumor di tubuh. Brachytherapy menggantikan radioterapi untuk menghancurkan seluruh tumor dan mengendalikan kekambuhan tumor.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Nomor Telp*
Diagnosis*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
0813 1898 3883
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
moblie whatapp icon
line
Jakarta Office
Surabaya Office
Medan Office
Konsultasi
WA