Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
Bahasa
  • ID
  • Eng
  • Thai
  • CN
Pengobatan Kanker Ovarium

Pengobatan Kanker Ovarium

  • Pengobatan Kanker Ovarium
  • Gejala & Pemeriksaan Kanker Ovarium
  • Stadium Kanker Ovarium
  • Kisah Pasien Kanker Ovarium
70% pasien kanker ovarium terdeteksi saat sudah stadium lanjut. Apakah kanker ovarium bisa disembuhkan? St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou adalah rumah sakit spesialis kanker internasional yang memanfaatkan teknologi canggih seperti intervensi minimal invasif, terapi bertarget, dan terapi natural untuk membantu pasien mengontrol kondisi mereka secara efektif, meningkatkan kualitas hidup, mempertahankan kemampuan reproduksi, dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun serta efektivitas jangka panjang banyak pasien kanker ovarium.
Pengobatan Kanker Ovarium

Berdasarkan data insiden, kematian, dan prevalensi kanker global (Globocan), kanker ovarium merupakan kanker ketiga terbanyak pada wanita di Indonesia, dengan angka kejadian 14.896 kasus dan angka kematian 9.581 kasus pada tahun 2020. Kanker ovarium paling sering terjadi pada wanita pascamenopause, antara usia 50 dan 70 tahun. Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi yang paling mematikan, dengan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun sekitar 43%.

Dari semua kanker ginekologi, pengobatan kanker ovarium merupakan tantangan terbesar yang dihadapi ahli onkologi ginekologi. Pasalnya, kanker ovarium tidak menimbulkan gejala spesifik pada stadium awal, dan gejala baru muncul pada stadium lanjut ketika sudah menyebar ke organ di sekitarnya. Selain itu, pengobatan kanker ovarium konvensional meliputi reseksi bedah, radioterapi serta kemoterapi, namun 60% pasien akan kambuh dan menjadi resistan terhadap kemoterapi.

St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menggunakan teknologi pengobatan minimal invasif yang canggih, dikombinasikan dengan rancangan perawatan medis terdepan internasional, untuk memberikan pengobatan komprehensif yang dipersonalisasi bagi pasien kanker ovarium, membantu pasien mendapatkan kembali kesehatan dan mempertahankan kemampuan reproduksi.

Metode Konvensional VS Metode Minimal Invasif
Minimal Invasif
1. Lebih sedikit luka dan pemulihan lebih cepat: Pengobatan dilakukan melalui sayatan kecil atau saluran alami, minim luka dan waktu pemulihan lebih singkat. Rasa sakit dan ketidaknyamanan pasca operasi berkurang, dan pasien dapat lebih cepat kembali ke kehidupan sehari-hari.
2. Lebih sedikit komplikasi pasca operasi: Luka dan kerusakan jaringan yang lebih kecil mengurangi risiko infeksi pasca operasi dan komplikasi lainnya.
3. Penentuan posisi yang presisi: Teknologi minimal invasif seperti laparoskopi atau bedah robotik memberikan pandangan yang jelas dan pengoperasian yang presisi, sehingga mengurangi kerusakan pada jaringan sehat.
4. Menjaga kemampuan reproduksi: Untuk pasien muda, pengobatan minimal invasif dapat membantu mempertahankan sebagian fungsi ovarium dan mendukung rencana kehamilan di masa depan.
5. Peningkatan kekebalan tubuh dan tingkat kekambuhan yang rendah: Pengobatan minimal invasif membantu menjaga sistem kekebalan tubuh yang kuat, sementara pengobatan yang presisi dapat mengurangi risiko sisa tumor dan kekambuhan tumor serta meningkatkan tingkat kelangsungan hidup jangka panjang.
Operasi
1. Luka besar: Reseksi bedah untuk kanker ovarium biasanya melibatkan sayatan bedah yang cukup besar, menyebabkan luka besar, waktu pemulihan yang lama, dan beban fisik yang berat pada pasien.
2. Risiko tinggi: Komplikasi seperti infeksi, pendarahan, dan kerusakan organ dapat terjadi selama pembedahan. Risikonya meningkat terutama bila dilakukan reseksi ekstensif.
3. Kehilangan kemampuan reproduksi: Pengangkatan ovarium dapat mengakibatkan kehilangan kemampuan reproduksi. Terutama pada wanita muda, jika kedua ovarium harus diangkat, kemampuan reproduksi mereka akan hilang secara permanen.
4. Pemulihan yang lambat pascaoperasi: Dibandingkan dengan bedah minimal invasif, masa pemulihan reseksi bedah lebih lama, dan mungkin memerlukan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan hingga pasien pulih sepenuhnya.
5. Efek jangka panjang: Beberapa pasien mungkin mengalami komplikasi jangka panjang seperti perlengketan intra-abdomen dan obstruksi usus setelah operasi, yang memengaruhi kualitas hidup mereka.
Radioterapi dan kemoterapi
1. Efek samping yang signifikan: Radioterapi dan kemoterapi dapat memengaruhi sel-sel normal, menyebabkan serangkaian efek samping, seperti mual, muntah, rambut rontok, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dll. Dalam kasus yang parah, pengobatan bahkan mungkin perlu dihentikan.
2. Penurunan imunitas: Efek supresi obat kemoterapi pada sumsum tulang dapat menyebabkan penurunan sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit sehingga membuat imunitas pasien menurun dan rentan terhadap infeksi.
3. Efek kesehatan jangka panjang: Radioterapi dan kemoterapi dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti kerusakan saraf, kerusakan fungsi jantung atau ginjal, dan peningkatan risiko jenis kanker lainnya.
4. Resistansi obat: Beberapa pasien mungkin mengalami resistansi obat setelah kemoterapi, yang mengakibatkan melemahnya efek pengobatan secara bertahap dan perlu mengubah rencana pengobatan.
5. Kualitas hidup yang rendah: Radioterapi dan kemoterapi sering kali disertai dengan ketidaknyamanan dan rasa sakit yang nyata, yang memengaruhi kualitas hidup pasien, dan pasien harus menanggung reaksi buruk dalam waktu yang lama.
Pasien seperti apa yang cocok untuk pengobatan Minimal Invasif kanker ovarium?

1. Pasien kanker ovarium stadium awal: Pengobatan minimal invasif sangat cocok untuk pasien kanker ovarium stadium awal, karena lesi stadium awal biasanya kecil, dan pembedahan minimal invasif dapat secara efektif menghilangkan tumor dan mengurangi kerusakan pada jaringan di sekitarnya.

2. Pasien kanker ovarium stadium menengah dan lanjut: Untuk pasien yang sudah mengalami metastasis atau kekambuhan, pengobatan minimal invasif dapat membantu mengendalikan tumor, mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup.

3. Pasien muda yang ingin mempertahankan fungsi reproduksi: Operasi minimal invasif hanya menyebabkan sedikit kerusakan pada jaringan di sekitarnya dan membantu mempertahankan fungsi reproduksi.

4. Pasien kanker ovarium yang kambuh pasca operasi: Pengobatan konvensional kurang efektif untuk pasien kanker ovarium yang kambuh pasca operasi, model pengobatan kanker komprehensif minimal invasif dapat memperpanjang masa kelangsungan hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan lebih baik.

5. Pasien yang khawatir akan reseksi bedah: Pengobatan minimal invasif umumnya dilakukan melalui sayatan kecil atau saluran alami, tidak diperlukan reseksi bedah, dan risiko perdarahan serta infeksi kecil.

6. Pasien yang tidak toleran terhadap obat radioterapi dan kemoterapi: Teknologi pengobatan minimal invasif dapat menggantikan radioterapi dan kemoterapi, dengan efek samping minimal seperti muntah dan rambut rontok, dengan tetap menjaga kualitas hidup pasien.

7. Pasien yang tidak ingin ada bekas luka: Pengobatan minimal invasif tidak meninggalkan bekas luka, dapat mengatasi kekhawatiran akan bekas luka dan menjaga kecantikan kulit wanita.

8. Pasien dengan kondisi fisik yang buruk: Karena pengobatan minimal invasif memiliki waktu pemulihan yang singkat dan luka yang lebih kecil pada tubuh, maka pengobatan ini lebih cocok untuk pasien dengan kondisi fisik yang buruk.

Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker ovarium

1. Intervensi: Konsentrasi obat 2-92 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi biasa, dengan penargetan yang tepat langsung pada lokasi tumor, mengurangi efek samping. Luka sayat hanya selebar 1-2 mm, memungkinkan pemulihan yang cepat.

2. Brachytherapy: Luka kecil pada tingkat mikromilimeter. Zat mineral memancar secara terus-menerus dan merata di dalam tumor selama 180 hari, menghancurkan tumor secara akurat. Minim komplikasi.

3. Microwave Ablation: Ablasi jaringan tumor secara langsung melalui energi gelombang mikro frekuensi tinggi, mengurangi kebutuhan reseksi ekstensif dalam operasi konvensional, sehingga meminimalisir luka, mempercepat pemulihan, dan menjaga kemampuan reproduksi.

4. Terapi Natural: Meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan kanker, serta mengontrol kekambuhan dan metastasis tumor ovarium.

5. Metode Gabungan Pengobatan Timur dan Barat: Dapat meningkatkan efisiensi pengobatan. Mengurangi efek samping dan komplikasi, pemulihan lebih cepat, memperpanjang umur Anda dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

6. Terapi bertarget: Tidak hanya efektif membunuh sel kanker, tetapi juga mengurangi efek samping, mengurangi kekambuhan, dan secara efektif meningkatkan kelangsungan hidup.

7. Drug-eluting Beads TACE: Menggunakan agen emboli untuk memblokir pembuluh darah yang memasok tumor dan membuat tumor mati "kelaparan". Sel kanker tidak mendapatkan pasokan darah dan akan mati karena kekurangan nutrisi. Minim rasa sakit dan hasilnya signifikan.

Kisah Pasien Kanker Ovarium
Winda Fitrianah Muchlis
Winda Fitrianah Muchlis
Kelangsungan hidup: lebih dari 6 tahun
Mely Timor
Mely Timor
Kelangsungan hidup: lebih dari 5 tahun
Nowiti Sagala
Nowiti Sagala
Kelangsungan hidup: lebih dari 6 tahun
Winda Fitrianah Muchlis
Winda Fitrianah Muchlis
Kelangsungan hidup: lebih dari 6 tahun
Metode pengobatan: Intervensi

"Sebagai pasien stadium IV yang mengalami kekambuhan pascaoperasi kanker ovarium dan telah menjalani pengobatan kanker seperti operasi pengangkatan, saya tidak pernah berani berharap bisa memiliki anak lagi. Setelah menjalani pengobatan kanker minimal invasif terstandarisasi di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya mengikuti saran dokter untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik, kebiasaan berolahraga dan menjalani kehidupan yang aktif. Hingga pada suatu hari, malaikat kecilku benar-benar hadir di hidupku! Sampai saat saya melihat bayi yang sehat dan lucu, saya merasa seperti telah menemukan harta karun dan menangis bahagia!"

Pengobatan ovarium mana yang lebih cocok untuk saya? 》》》
Silakan klik di sini untuk konsultasi
Tanya Jawab mengenai Kanker Ovarium
pasien ikcon
Pertanyaan
Kanker ovarium kambuh 4 kali dalam 7 tahun dan kini telah menyebar ke kelenjar getah bening perut. Apa saja pilihan pengobatannya?
ahli bedah ikon
Prof. Peng Xiaochi
Kekambuhan berulang kali menunjukkan bahwa obat sebelumnya telah resistan. Disarankan untuk melakukan intervensi daripada kemoterapi, karena konsentrasi obat lebih tinggi, efek samping lebih rendah, dan hasilnya lebih signifikan. Metastasis limfatik dapat ditangani dengan Brachytherapy, dimana biji partikel langsung ditanamkan ke kelenjar getah bening perut. Ditambah dengan terapi natural untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mengendalikan kekambuhan tumor.
pasien ikon
Pertanyaan
Kanker ovarium telah kambuh 3 kali dan sekarang sedang menjalani kemoterapi lini kedua, apa yang dapat dilakukan untuk menghindari kekambuhan lagi?
ahli bedah ikon
Prof. Peng Xiaochi
Setelah pengobatan kanker ovarium stabil, disarankan untuk melakukan terapi bertarget minimal invasif. Anda dapat memilih obat ini untuk terapi pemeliharaan, yang dapat mengurangi kekambuhan kanker ovarium dan memperpanjang waktu sebelum kekambuhan terjadi.

Kami berkomitmen untuk menyediakan layanan klaim asuransi bagi semua keluarga, termasuk Prudential, Allianz, Manulife, AIA, AXA Mandiri, Sun Life, BRI Life, JAGADIRI, Generali, dan perusahaan asuransi lainnya.

Pengobatan Kanker Pengobatan kanker lainnya Teknologi Minimal Invasif
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2024/05/20/1-170440651.png
Implantasi Partikel
Penanaman Biji Partikel atau disebut juga sebagai “Pisau Partikel” adalah inovasi baru pengobatan kanker minimal invasif dalam dunia medis internasional selain operasi dan radioterapi eksternal. Pertama-tama akan dihitung sinar energi yang sesuai
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2015/06/03/1-085703667.jpg
Intervensi
Terapi intervensi adalah terapi minimal invasif yang menggunakan panduan alat imaging kedokteran, yang dibagi menjadi dua jenis yaitu intervensi melalui pembuluh darah dan tanpa melalui pembuluh darah.
Selengkapnya Teknologi
Kisah Pasien
Metode Minimal Invasif : Piliha
Erlinda Francisco
Erlinda Francisco, usia 73 tahun, asal Cebu, Filipina. Maret 2019 terdiagnosa kanker ovarium stadium IV. Setelah menolak untuk operasi dan kemoterapi di rumah sakit setempat, ia datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah menjalan
Menolak kemoterapi, Terapi Mini
Rumani
Rumani, seorang pasien adenokarsinoma papiler ovarium, karena di Indonesia ia gagal melakukan pengobatan tradisional China, ia pun datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou, dan setelah melalui 7 kali terapi Intervensi yang dipadukan dengan Imunisasi
Kiash Pasien Ovarium
Ahli Medis
Peng Xiaochi
Peng Xiaochi
Kepala Bangsal Onkologi Internasional
Dokter Kepala
Keahlian:Terapi bertarget Minimal Invasif/ kemoterapi/ metode gabungan pengobatan Timur dan Barat untuk tumor padat
Lin Jing
Lin Jing
Dokter Penanggung Jawab
Wakil Kepala Bangsal Onkologi Internasional
Keahlian:Ahli dalam pengobatan komprehensif seperti terapi bertarget minimal invasif, imunoterapi, kemoterapi, radioterapi, terapi endokrin untuk tumor padat. Ahli dalam endoskopi gastrointestinal, implantasi
Ma Xiaoying
Ma Xiaoying
Wakil Dokter Kepala
Kepala Bangsal Onkologi Lantai 7
Keahlian:Terlibat dalam pekerjaan klinis onkologi selama lebih dari 20 tahun, mengumpulkan pengalaman klinis yang kaya. Ahli dalam kemoterapi, terapi endokrin, terapi molekul bertarget dan imunoterapi untuk pe
Song Shijun
Song Shijun
Kepala Ahli Onkologi
Dokter kepala
Keahlian:Ahli dalam kemoterapi, Metode Minimal Invasif, bioterapi dan Terapi Bertarget untuk berbagai tumor padat, terutama tumor bagian dada seperti kanker esofagus, kanker paru, kanker payudara, limfoma, dan
Selengkapnya Ahli Medi
Form IconHubungi Kami
Nama:
Diagnosis*
Nomor Telp*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan

Pengobatan Kanker Ovarium

  • Pengobatan Kanker Ovarium
  • Gejala & Pemeriksaan Kanker Ovarium
  • Stadium Kanker Ovarium
  • Kisah Pasien Kanker Ovarium
70% pasien kanker ovarium terdeteksi saat sudah stadium lanjut. Apakah kanker ovarium bisa disembuhkan? St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou adalah rumah sakit spesialis kanker internasional yang memanfaatkan teknologi canggih seperti intervensi minimal invasif, terapi bertarget, dan terapi natural untuk membantu pasien mengontrol kondisi mereka secara efektif, meningkatkan kualitas hidup, mempertahankan kemampuan reproduksi, dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun serta efektivitas jangka panjang banyak pasien kanker ovarium.

Berdasarkan data insiden, kematian, dan prevalensi kanker global (Globocan), kanker ovarium merupakan kanker ketiga terbanyak pada wanita di Indonesia, dengan angka kejadian 14.896 kasus dan angka kematian 9.581 kasus pada tahun 2020. Kanker ovarium paling sering terjadi pada wanita pascamenopause, antara usia 50 dan 70 tahun. Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi yang paling mematikan, dengan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun sekitar 43%.

Dari semua kanker ginekologi, pengobatan kanker ovarium merupakan tantangan terbesar yang dihadapi ahli onkologi ginekologi. Pasalnya, kanker ovarium tidak menimbulkan gejala spesifik pada stadium awal, dan gejala baru muncul pada stadium lanjut ketika sudah menyebar ke organ di sekitarnya. Selain itu, pengobatan kanker ovarium konvensional meliputi reseksi bedah, radioterapi serta kemoterapi, namun 60% pasien akan kambuh dan menjadi resistan terhadap kemoterapi.

St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menggunakan teknologi pengobatan minimal invasif yang canggih, dikombinasikan dengan rancangan perawatan medis terdepan internasional, untuk memberikan pengobatan komprehensif yang dipersonalisasi bagi pasien kanker ovarium, membantu pasien mendapatkan kembali kesehatan dan mempertahankan kemampuan reproduksi.

Pengobatan Kanker Ovarium
Metode Konvensional VS Metode Minimal Invasif
Minimal Invasif
1. Lebih sedikit luka dan pemulihan lebih cepat: Pengobatan dilakukan melalui sayatan kecil atau saluran alami, minim luka dan waktu pemulihan lebih singkat. Rasa sakit dan ketidaknyamanan pasca operasi berkurang, dan pasien dapat lebih cepat kembali ke kehidupan sehari-hari.
2. Lebih sedikit komplikasi pasca operasi: Luka dan kerusakan jaringan yang lebih kecil mengurangi risiko infeksi pasca operasi dan komplikasi lainnya.
3. Penentuan posisi yang presisi: Teknologi minimal invasif seperti laparoskopi atau bedah robotik memberikan pandangan yang jelas dan pengoperasian yang presisi, sehingga mengurangi kerusakan pada jaringan sehat.
4. Menjaga kemampuan reproduksi: Untuk pasien muda, pengobatan minimal invasif dapat membantu mempertahankan sebagian fungsi ovarium dan mendukung rencana kehamilan di masa depan.
5. Peningkatan kekebalan tubuh dan tingkat kekambuhan yang rendah: Pengobatan minimal invasif membantu menjaga sistem kekebalan tubuh yang kuat, sementara pengobatan yang presisi dapat mengurangi risiko sisa tumor dan kekambuhan tumor serta meningkatkan tingkat kelangsungan hidup jangka panjang.
Operasi
1. Luka besar: Reseksi bedah untuk kanker ovarium biasanya melibatkan sayatan bedah yang cukup besar, menyebabkan luka besar, waktu pemulihan yang lama, dan beban fisik yang berat pada pasien.
2. Risiko tinggi: Komplikasi seperti infeksi, pendarahan, dan kerusakan organ dapat terjadi selama pembedahan. Risikonya meningkat terutama bila dilakukan reseksi ekstensif.
3. Kehilangan kemampuan reproduksi: Pengangkatan ovarium dapat mengakibatkan kehilangan kemampuan reproduksi. Terutama pada wanita muda, jika kedua ovarium harus diangkat, kemampuan reproduksi mereka akan hilang secara permanen.
4. Pemulihan yang lambat pascaoperasi: Dibandingkan dengan bedah minimal invasif, masa pemulihan reseksi bedah lebih lama, dan mungkin memerlukan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan hingga pasien pulih sepenuhnya.
5. Efek jangka panjang: Beberapa pasien mungkin mengalami komplikasi jangka panjang seperti perlengketan intra-abdomen dan obstruksi usus setelah operasi, yang memengaruhi kualitas hidup mereka.
Radioterapi dan kemoterapi
1. Efek samping yang signifikan: Radioterapi dan kemoterapi dapat memengaruhi sel-sel normal, menyebabkan serangkaian efek samping, seperti mual, muntah, rambut rontok, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dll. Dalam kasus yang parah, pengobatan bahkan mungkin perlu dihentikan.
2. Penurunan imunitas: Efek supresi obat kemoterapi pada sumsum tulang dapat menyebabkan penurunan sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit sehingga membuat imunitas pasien menurun dan rentan terhadap infeksi.
3. Efek kesehatan jangka panjang: Radioterapi dan kemoterapi dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti kerusakan saraf, kerusakan fungsi jantung atau ginjal, dan peningkatan risiko jenis kanker lainnya.
4. Resistansi obat: Beberapa pasien mungkin mengalami resistansi obat setelah kemoterapi, yang mengakibatkan melemahnya efek pengobatan secara bertahap dan perlu mengubah rencana pengobatan.
5. Kualitas hidup yang rendah: Radioterapi dan kemoterapi sering kali disertai dengan ketidaknyamanan dan rasa sakit yang nyata, yang memengaruhi kualitas hidup pasien, dan pasien harus menanggung reaksi buruk dalam waktu yang lama.
Pasien seperti apa yang cocok untuk pengobatan Minimal Invasif kanker ovarium?

1. Pasien kanker ovarium stadium awal: Pengobatan minimal invasif sangat cocok untuk pasien kanker ovarium stadium awal, karena lesi stadium awal biasanya kecil, dan pembedahan minimal invasif dapat secara efektif menghilangkan tumor dan mengurangi kerusakan pada jaringan di sekitarnya.

2. Pasien kanker ovarium stadium menengah dan lanjut: Untuk pasien yang sudah mengalami metastasis atau kekambuhan, pengobatan minimal invasif dapat membantu mengendalikan tumor, mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup.

3. Pasien muda yang ingin mempertahankan fungsi reproduksi: Operasi minimal invasif hanya menyebabkan sedikit kerusakan pada jaringan di sekitarnya dan membantu mempertahankan fungsi reproduksi.

4. Pasien kanker ovarium yang kambuh pasca operasi: Pengobatan konvensional kurang efektif untuk pasien kanker ovarium yang kambuh pasca operasi, model pengobatan kanker komprehensif minimal invasif dapat memperpanjang masa kelangsungan hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan lebih baik.

5. Pasien yang khawatir akan reseksi bedah: Pengobatan minimal invasif umumnya dilakukan melalui sayatan kecil atau saluran alami, tidak diperlukan reseksi bedah, dan risiko perdarahan serta infeksi kecil.

6. Pasien yang tidak toleran terhadap obat radioterapi dan kemoterapi: Teknologi pengobatan minimal invasif dapat menggantikan radioterapi dan kemoterapi, dengan efek samping minimal seperti muntah dan rambut rontok, dengan tetap menjaga kualitas hidup pasien.

7. Pasien yang tidak ingin ada bekas luka: Pengobatan minimal invasif tidak meninggalkan bekas luka, dapat mengatasi kekhawatiran akan bekas luka dan menjaga kecantikan kulit wanita.

8. Pasien dengan kondisi fisik yang buruk: Karena pengobatan minimal invasif memiliki waktu pemulihan yang singkat dan luka yang lebih kecil pada tubuh, maka pengobatan ini lebih cocok untuk pasien dengan kondisi fisik yang buruk.

Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker ovarium

1. Intervensi: Konsentrasi obat 2-92 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi biasa, dengan penargetan yang tepat langsung pada lokasi tumor, mengurangi efek samping. Luka sayat hanya selebar 1-2 mm, memungkinkan pemulihan yang cepat.

2. Brachytherapy: Luka kecil pada tingkat mikromilimeter. Zat mineral memancar secara terus-menerus dan merata di dalam tumor selama 180 hari, menghancurkan tumor secara akurat. Minim komplikasi.

3. Microwave Ablation: Ablasi jaringan tumor secara langsung melalui energi gelombang mikro frekuensi tinggi, mengurangi kebutuhan reseksi ekstensif dalam operasi konvensional, sehingga meminimalisir luka, mempercepat pemulihan, dan menjaga kemampuan reproduksi.

4. Terapi Natural: Meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan kanker, serta mengontrol kekambuhan dan metastasis tumor ovarium.

5. Metode Gabungan Pengobatan Timur dan Barat: Dapat meningkatkan efisiensi pengobatan. Mengurangi efek samping dan komplikasi, pemulihan lebih cepat, memperpanjang umur Anda dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

6. Terapi bertarget: Tidak hanya efektif membunuh sel kanker, tetapi juga mengurangi efek samping, mengurangi kekambuhan, dan secara efektif meningkatkan kelangsungan hidup.

7. Drug-eluting Beads TACE: Menggunakan agen emboli untuk memblokir pembuluh darah yang memasok tumor dan membuat tumor mati "kelaparan". Sel kanker tidak mendapatkan pasokan darah dan akan mati karena kekurangan nutrisi. Minim rasa sakit dan hasilnya signifikan.

Kisah Pasien Kanker Ovarium
Winda Fitrianah Muchlis
Nama pasien: Winda Fitrianah Muchlis
Kelangsungan hidup: 6 tahun
Metode pengobatan: Intervensi
"Sebagai pasien stadium IV yang mengalami kekambuhan pascaoperasi kanker ovarium dan telah menjalani pengobatan kanker seperti operasi pengangkatan, saya tidak pernah berani berharap bisa memiliki anak lagi. Setelah menjalani pengobatan kanker minimal invasif terstandarisasi di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya mengikuti saran dokter untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik, kebiasaan berolahraga dan menjalani kehidupan yang aktif. Hingga pada suatu hari, malaikat kecilku benar-benar hadir di hidupku! Sampai saat saya melihat bayi yang sehat dan lucu, saya merasa seperti telah menemukan harta karun dan menangis bahagia!"
Mely Timor
Nama pasien: Mely Timor
Kelangsungan hidup: 5tahun
Metode pengobatan: Intervensi + Cryosurgery + Brachytherapy
"Pada Januari 2019, saya didiagnosis kanker ovarium stadium IV, disertai metastasis di beberapa area dan asites, dengan tumor terbesar berukuran 15x15cm. Dari 2019 hingga sekarang, saya telah berhasil melawan kanker. Selama lebih dari 5 tahun ini, bukan hanya kanker ovarium saya yang tidak kambuh, tetapi saya juga berhasil menjaga kualitas hidup yang tinggi."
Nowiti Sagala
Nama pasien: Nowiti Sagala
Kelangsungan hidup: 6tahun
Metode pengobatan: Interversi
"Saya didiagnosis menderita kanker ovarium pada tahun 2019. Setelah menjalani operasi reseksi dan radioterapi di rumah sakit setempat, saya mengalami kekambuhan pasca operasi ovarium pada September 2023. Ukuran tumornya sekitar 3cm, disertai metastasis hati. Setelah menjalani intervensi minimal invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, seluruh tumor di berbagai bagian tubuh kini telah hilang."
Tanya Jawab mengenai Kanker Ovarium
pasien
Pertanyaan
Kanker ovarium kambuh 4 kali dalam 7 tahun dan kini telah menyebar ke kelenjar getah bening perut. Apa saja pilihan pengobatannya?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Kekambuhan berulang kali menunjukkan bahwa obat sebelumnya telah resistan. Disarankan untuk melakukan intervensi daripada kemoterapi, karena konsentrasi obat lebih tinggi, efek samping lebih rendah, dan hasilnya lebih signifikan. Metastasis limfatik dapat ditangani dengan Brachytherapy, dimana biji partikel langsung ditanamkan ke kelenjar getah bening perut. Ditambah dengan terapi natural untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mengendalikan kekambuhan tumor.
pasien
Pertanyaan
Kanker ovarium telah kambuh 3 kali dan sekarang sedang menjalani kemoterapi lini kedua, apa yang dapat dilakukan untuk menghindari kekambuhan lagi?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Setelah pengobatan kanker ovarium stabil, disarankan untuk melakukan terapi bertarget minimal invasif. Anda dapat memilih obat ini untuk terapi pemeliharaan, yang dapat mengurangi kekambuhan kanker ovarium dan memperpanjang waktu sebelum kekambuhan terjadi.

Kami berkomitmen untuk menyediakan layanan klaim asuransi bagi semua keluarga, termasuk Prudential, Allianz, Manulife, AIA, AXA Mandiri, Sun Life, BRI Life, JAGADIRI, Generali, dan perusahaan asuransi lainnya.

Form IconHubungi Kami
Nama:
Nomor Telp*
Diagnosis*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
moblie whatapp icon
line
Jakarta Office
Surabaya Office
Medan Office
Konsultasi
WA